Penemu
Biopori Dianugerahi Kalpataru
Kamir R. Brata, sang
penemu biopori dianugrahi penghargaan Kalpataru yang diberikan langsung oleh
Presiden Jokowi.
Teknologi sederhana
lubang resapan biopori dengan kedalaman 100 sentimeter dan diameter 15
sentimeter dibuat berderetan mengikuti alur aliran air di halaman rumah Kamir R
Brata, Selasa (17/4/07), di Bogor, Jawa Barat. Kamir, pengajar Konservasi Tanah
dan Air pada Departemen Ilmu Tanah dan Sumber Daya Lahan, Fakultas Pertanian,
Institut Pertanian Bogor, mencetuskan teknologi ini selain untuk menyimpan air
ke dalam tanah, juga memproduksi kompos di dalam lubang. (Nawa
Tunggal/kompas.com)
![]() |
Prof.Ir.Kamir R.Brata |
Bertepatan dengan Peringatan Hari Lingkungan Hidup, Jumat (5/6), staf pengajar Institut Pertanian Bogor, Kamir R Brata, mendapat penghargaan Kalpataru dari Kementerian Lingkungan Hidup untuk kategori Pembina Lingkungan Hidup Berprestasi. Presiden Joko Widodo memberikan langsung penghargaan itu kepada penemu teknologi lubang resapan biopori tersebut.
Kamir mengatakan, lubang resapan biopori merupakan teknologi
tepat guna dan ramah lingkungan untuk mempercepat peresapan air hujan dan
mengatasi masalah sampah organik. Lubang resapan ini bermanfaat untuk mencegah
banjir, longsor dan erosi, meningkatkan cadangan air bersih serta pembentukan kompos
dan penyuburan tanah.
"Dengan penghargaan dari pemerintah, ini merupakan dukungan
kuat untuk masyarakat menerapkan teknologi ini dalam rangka mencegah banjir.
Untuk itu, masyarakat jangan ragu-ragu lagi untuk menerapkan teknologi
ini," ujar Kamir dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Sabtu (6/6).
Lubang resapan biopori dibuat pada tanah dengan diameter 10 cm
dan kedalaman sekitar 1 meter. Lubang itu diisi dengan sampah organik untuk
memacu terbentuknya biopori, yakni pori-pori berbentuk lubang yang dibuat oleh
fauna tanah atau akar tanaman.
"Dukungan dari seluruh pihak juga sangat diharapkan untuk
melestarikan lingkungan dengan lubang resapan biopori ini," kata Kamir.
Selain pemberian penghargaan Kalpataru, acara peringatan Hari
Lingkungan Hidup di Istana Bogor, kemarin, juga diisi dengan pemberian
penghargaan Adiwiyata Mandiri serta penyusun status lingkungan hidup daerah
terbaik pada para pegiat lingkungan hidup, baik perorangan maupun kelompok. Ada
95 sekolah dari 20 provinsi yang mendapatkan penghargaan Adiwiyata Mandiri.
Sekolah Dasar Negeri Lawanggintung 2 Kota Bogor dan SMP Negeri 6 Kota Bogor
berhasil mendapat penghargaan dari Kementerian Lingkungan Hidup tersebut.
(Ramdhan Triyadi Bempah/kompas.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar