Kontak Kami

Kearifan Lokal

SELEMBAR PANDANG Sumur 9




Assalamu’alaikum Wr.Wb,
Sehubungan dengan banyaknya saran dan permintaan dari penziarah yang datang ke Karomah Sumur 9 Syekh Abdurrahman Cirebon Banten Poktua, dan saran tokoh agama di Poktua agar menerbitkan Riwayat Karomah Sumur 9 Sekh Abdurrahman sebagai bahan pendukung keyakinan kita agar tidak salah langkah dan ragu-ragu dalam melakukan ziarah ke makam para Aulia Allah dengan lebih jelas terhadap riwayat Aulia untuk mendekatkan diri kita Kepada Allah SWT karena Aulia adalah Kekasih Allah, maka kehadapan pembaca kami hadirkan riwayat Karomah Sumur 9 Syekh Abdurrahman Cirebon Banten Poktua.


Harapan kami Riwayat ini mempertebal Iman dan Islam kita serta untuk membentengi diri kita dari dampak negative arus modernisasi dan era globalisasi serta selalu ingat kepada Allah dengan cara mendekatkan diri kita kepada Kekasih Allah.
Terima kasih yang tiada terhingga kami sampaikan kepada tokoh-tokoh masyarakat poktua dan Desa Pabuaran yang telah memberikan dorongan kepada kami sehingga terbitnya riwayat ini.

Kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan saran dan kritik yang membangun sehingga terbitnya riwayat Karomah Sumur 9 Syehk Abdurrahman Cirebon Banten Poktua ini, kami sampaikan ucapan terima kasih yang  tiada terhingga dengan hati tulus dan ikhlas kepada Allah SWT.

Semoga Amal ibadah kita diterima Allah SWT, Amien
Poktua, 21 Syawal 1425 H
Dicetak Ulang pada: Hari Rabu 5 Pahing Jumadil Akhir 1431
19 Mei 2010

Penerbit
Maulana Elang Laut/Hadi Wijaya Kusumah
Padepokan Elang Tumaritis





RIWAYAT
KAROMAH SUMUR 9SYEKH ABDURRAHMAN
DALAM RANGKA PENYEBARAN AGAMA ISLAM DIPULAU JAWA
“JAMUS LAYANG KALIMASABDA”




POKTUA
Poktua adalah sebuah kampung kecil yang berada di Desa Pabuaran Kecamatan Kemang Kabupaten Bogor Jawa Barat, yang dikelilingi oleh dua sungai yaitu Kali Cibeuteung dan Kali Jati, kedua sungai tersebut adalah sungai alam yang tidak diketahui sumber mata airnya serta hilir sungainya. Pada musim kemarau panjang yang pernah terjadi paling lama, sungai cibeuteung tidak pernah kering dan semakin banyak orang yang memanfaatkan air sungai untuk kebutuhan sehari-hari. Pada musim hujan berkala atau lima tahun sekali sungai cibeuteung juga sering ter   jadi banjir besar.

Ada dua makna yang hampir sama antara Poktua dan Paoktua. Poktua berarti ucapan orang tua (POK) atau Perkumpulan (POK) juga berarti bilangan paling Tua (9) serta pok berarti pokok, sedangkan Paoktua berarti berandalan atau Perampok, jaman dulu daerah ini terkenal dengan sebutan itu. Kedua kata antara Poktua dan Paoktua dalam riwayat ini yang akan kami maksud adalah, Poktua berarti ucapan orang tua (POK) atau Perkumpulan(POK) juga berarti bilangan paling tua (9) serta POK berarti pokok.

Perjalanan Kampung Poktua dalam Syi’ar Agama Islam Jamus Layang Kalimasabda
Syi’ar islam di Poktua tidak terlepas dari daerah lain dipulau jawa yang sudah lebih dulu menganut Agama Islam yaitu Cirebon, dimulai dari Cirebon Hilir dan Cirebon Girang, karena kedua tempat di Cirebon inilah yang menjadikan Poktua sebagaimana makna yang telah diuraikan diatas serta tidak terlepas dari dua Nama besar penyebar islam Jamus Layang Kalimasabda yaitu Raden Pakuwati Kuncung Putih yang berkedudukan di Cirebon Girang dan Raden Pakuwati Kuncung Kuning yang berkedudukan di Cirebon Hilir. Raden Pakuwati Kuncung Putih dan Raden Pakuwati Kuncung Kuning adalah Hamba Allah dan Wakil Kanjeng Nabi Muhammad SAW yang menyebarkan Jamus Layang Kalimasabda di tatar tanah Jawa. Bukti Atas kemurahan Allah kepada Umat manusia berupa sungai yang banyak dimanfaatkan untuk segala kebutuhan manusia, dan sebagai ciri sungai dipulau jawa batasnya adalah Cirebon Girang dan Cirebon hilir, kalau di Cirebon Hilir Kearah barat Pulau Jawa aliaran sungai dari arah Timur kearah barat, sedangkan dari Cirebon Girang ke Timur Pulau jawa Aliran sungai dari Arah Barat ke Arah Timur.




Asal Mulanya Poktua
Diriwayatkan pada tanggal 12 maulud tahun 141 atu tahun 720 M, datanglah seorang pengembara kesebuah perkampungan yang sangat sederhana dengan nama “Kaligondang” sebuah tempat di tepi sungai Cibeuteung yang terdapat sebuah Batu cadas yang disebut “Cadas Ngampar”, pengembara tersebut berpakaian hitam-hitam, pakaian pak tani “Pangsi” dengan membawa sepasang ayam (jantan dan Betina yang berwarna hitam- Ayam Cemani/Selasih) yang dikurung dengan kurungan ayam yang dipikul, beliau berasal dari Cirebon ( caruban, Riwayat awal), sampai di Kali Gondang pada tanggal disebut diatas, pengembara tersebut tidak lain adalah Raden Pakuwati Kuncung Kuning, dari caruban yang melakukan pengembaraan di tanah jawa dwipa bagian barat sampai di Kali gondang. Singkat Cerita sejak kedatangan beliau dusun kecil itu mulai ramai didatangi orang darimana saja dan tempat tersebut terkenal dengan nama “ Pangkalan Kali Gondang” serta pertama kali didirikan surau (tempat sholat sederhana).

Pada tanggal 12 Maulud 142 H, beliau pindah dari Kali Gondang ketempat yang lebih dalam dan mendirikan Gubuk sederhana yang menjadi tempat berkumpul orang-orang dari mana saja sehingan tempat itu disebut “POKTUA”. Pada tahun 147 H Raden Pakuwati Kuncung Kuning melanjutkan pengembaraanya ke Tanah Suci Mekkah untuk memperdalam agama islam, sedangkan poktua tetap menjadi tempat berkumpul orang tua ditatar tanah jawa.




Poktua Pada Masa Tritunggal Jayasampurna

Semenjak keberangkatan Raden Pakuwati Kuncung Kuning Ketanah Suci dan setiap tanggal 12 Maulud Poktua selalu kedatangan penerusnya dari Caruban yaitu tiga orang yang terkenal dengan nama Tritunggal Jayasampurna, terdiri dari :
1.    Raden Balung Tunggal ( Mbah Tuban)
2.    Raden Jagaraksa Balung Putih
3.    Raden Jagaraksa Balung Kuning
Ketiga nama tersebut melanjutkan penyebaran Jamus Layang Kalimasabda ditatar tanah jawa, kaitan nama Mbah Tuban dengan Kali Cibeuteung yaitu Cibeuteung artinya air perut, sedangkan Tuban adalah air ketuban, kedua sama maknanya, sementara Raden Jagaraksa Balung Putih dan Raden Jagaraksa Balung Kuning adalah anak sekaligus santrinya yang pada masa itu memiliki ilmu pilih tanding yang terkenal dengan nama Tritunggal Jayasampurna yang  memiliki pusaka antara lain :
1.     Mustika Jamus Layang Kalimasabda
2.    Mustika Dal Lima
3.    Pedang Stambul
4.    Cakra Undak Songo
5.    Magang Sari
6.    Selendangsari/Gelar Sejagat
7.    Besi Kuning
8.    Kembang Cangkok Wijaya Kusuma







Poktua Pada Masa Penyebaran Islam
Pesatnya perkembangan Islam di Tanah Arab dan semakin banyaknya penganut Islam ditanah Jawa serta semakinnya orang sakti di tanah Jawa yang belajar ditanah arab yang sejak awal perkembangannya islam sudah ada wakil Kanjeng Nabi Muhammad SAW ditanah Jawa yang disebut Jamus Layang Kalima Sabda yang disebarkan oleh Raden Pakungwati Kuncung Putih dan Raden PAkuwati Kuncung Kuning dilanjutkan oleh Tri Tunggal Jaya Sampurna (Raden Balung Tunggal/Mbah Tuban, Raden Jagaraksa Balung Putih, dan Raden Jaga Raksa Balung Kuning), maka pada 1521 m datanglah ketanah jawa seorang Ulama Besar yaitu, Syehk Syarif hidayatullah menunaikan tugas suci mensyi’arkan agama islam dan mendidik budi pekerti, antara lain ajaranya adalah :
1.    Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa pahlawan atau para leluhur/ pendahulunya.
2.    Kita harus mnghormati dan taat kepada orang tua, Bapak harus dipuja dan ibu harus disembah (Purwa Daksena) orang tua kita sumber ilmu utama pertama Kanjeng Nabi Adam AS terakhir Kanjeng Nabi Muhammad SAW sebagai panutan.

Syehk Syarif Hidayatullah sampai pertama kali di tanah jawa di sebuah Desa kecil di Jepara kemudian menuju Demak menyebarkan Agama Islam di Kerajaan Demak yang pada saat itu di bawah kekuasaan Sultan Trengono, dengan berbekal ilmu syari’at islam maka mulailah kerajaan Demak menjadi kerajaan Islam yang pertama di Jawa dengan penyebar islam yang disebut dengan wali songo yang terdiri dari :
1.      Syehk Maulana Malik Ibrahim ( Sunan Gresik), seorang ulama dari turki yang menjadi Sesepuh Walisongo yang menghilangkan perbedaan kasta antara raja dan rakyat sama hamba Allah.
2.      Raden Rahmatullah (Sunan Ampel), seorang ulama dari negeri Campa yang Mengajarkan falsafah Malima ( tidak Main (judi), minum (mabok), Maling, dan madon (perempuan).

3.      Raden Paku (Sunan Giri), putra syehk Maulana Ishak dan Dewi Sekar Dadu Puteri Raja Blambangan yang mengajarkan kemurnian syari’at islam, teguh dalam pendirian dan berhati-hati.
4.      Raden Makdum Ibrahim (Sunan Bonang), putera Sunan Ampel dan Dewi Condrowati Puteri Raja Majapahit dengan gamelan boning dan Alunan tembang mengajarkan kebaikan syari’at Islam.
5.      Raden Kosim/Saripudin (Sunan drajat), adik sunan Bonang yang mangajarkan hidup sederhana, rajin bersedekah, menolong hidup yang sengsara.
6.      Raden Jafar Sodiq (Sunan Kudus), putera Raden Usman Haji bergelar wali “Ul Ilmi” seorang senopati yang gagah berani walau disegani namun tetap rendah hati.
7.      Raden Sa’id (Sunan Kalijaga), putera Adipati Tuban membela rakyat yang tertintas mnciptakan wayang utuk dakwah islam, beliau adalah Wali yang Budiman.
8.      Raden Umar sa’id (Sunan Muria), putera Sunan Kalijaga naik turun gunung menyebarkan islam membela yang benar, melawan kemungkaran.
9.      Syehk Syarif Hidayatullah ( Sunan gunung Jati), datang ketana jawa menyebarkan islam dan mendidik budi pekerti, walau banyak tantangan tidak pernah putus asa.
Poktua pada masa ini tetap menjadi pusat perkumpulan orang Tua/ Para Wali sebagaimana para pendahulunya menyebarkan islam di jawa dan dengan menetapnya Sunan Gunung Jati di Cirebon Hilir dan Sunan Kalijaga di Cirebon girang, Kaitan Poktua dengan nama tersebut adalah Sunan Gunung Jati yang mempunyai nama Syehk Syarif hidayatullah/ Faletehan/Syehk Abdurrahman dan masih banyak nama yang lain, sedangkan dengan Sunan Kalijaga di Cirebon adalah Sunan Kali jaga  adalah anak Adipati Tuban/ Mbah Tuban, sama Maknanya dengan Cibeuteung Riwayat terdahulu yaitu Tri tunggal Jayasampurna, dan setiap tanggal 12 Maulud datang ke poktua seorang Ulama/satri dengan nama syehk Abdurrahman yang saat ini menjadi Karomah Sumur 9 Poktua yang ditandai dengan ciri 2 buah batu yang berlubang 9 dan berisi air yang tidak pernah kering dan 3 buah makam yaitu :
1.    Syehk Abdurrahman
2.    Pangeran Cakrabuana
3.    Kiyai Eling Sari
Ada beberapa tempat pertemuan para wali allah yang berada di pulau jawa antara lain:
1.    Masjid Agung  Demak Bintoro
2.    Masjid Merah ( Sang Cipta rasa) Cirebon
3.    Sumur 9 Poktua (sang Cipta sari)
4.    Goa Saparwandi Pamijahan.



SILSILAH PENYEBARAN ISLAM DI TATAR JAWA
“JAMUS LAYANG KALIMA SABDA”

1.      Raden Paku Wati Kuncung Putih dan Raden Paku Wati Kuncung Kuning (hamba Allah wakil Kanjeng Nabi Muhammad SAW yang berkedudukan di Cirebon Girang dan Cirebon Hilir yang memiliki Jamus Layang Kalima Sabda).
2.      Raden Balung Tunggal/ Mbah Tuban
3.      Raden Jaga Raksa Balung Putih
4.      Raden Jaga Raksa Balung Kuning
5.      Para Wali Songo
a.      Syehk Maulana Ibrahim (Sunan Gresik)
b.      Raden Rahmadtullah (Sunan Ampel)
c.      Raden Paku/Raden Ainul Yaqin (Sunan Giri)
d.      Raden Makdum Ibrahim (Sunan Bonang)
e.      Raden Kosim/Syaripuddin (Sunan Drajat)
f.        Raden Jafar Sodiq (Sunan Kudus)
g.      Raden Sa’id (Sunan Kalijaga)
h.      Raden Umar Sa’id (Sunan Muria)
i.        Syehk Syarif Hidayatullah ( Sunan Gunung Jati)

Serta susunan Sunan Kalijaga di Cirebon Girang yang meliputi :
a.      Kasepuhan Demak Bintoro ( Raden H. Pangeran purbaya)
b.      Kasepuhan Cirebon ( Sultan H Paserean)
c.      Kasepuhan Banten ( Sultan Maulana Hasanuddin)



SILSILAH POKTUA


1.              Banginda Nabi Muhammad SAW
2.              Syaidina Ali Karomallahu Wajhah Fatimah
3.              Syaidina Hasan Sibti
4.              Syaidina Hasan Musanna
5.              Syaidina Abdullah
6.              Maulana Jumadil Kabir
7.              Maulana Idris Akbar
8.              Maulana Idris Asghor
9.              Syafit Abdullah /Raja Bani Israil
10.         Syarif Hidayatullah/ Syekh Abdurahman



SILSILAH CIREBON BANTEN


1.      Banginda Nabi Muhammad SAW
2.      Syaidina Ali Karomallahu Wajhah Fatimah
3.      Syaidina Hasan Sibti
4.      Syaidina Hasan Musanna
5.      Syaidina Abdullah
6.      Maulana Jumadil Kabir
7.      Maulana Idris Akbar
8.      Maulana Idris Asghor
9.      Syafit Abdullah /Raja Bani Israil
10.  Syarif Hidayatullah/ Syekh Abdurahman

BANTEN                                   CIREBON

11.  Sultan Maulana Hasanuddin                   11. Sultan Pasarean
12.  Sultan Maulana Yusup                               12. Syekh Pangeran Dipati
13.  Sultan Maulana Nazaruddin Akbar      13. Syekh Panembahan Ratu
14.  Sultan Abumafakhir Abdul Qodir          14. Syekh Pangeran Dipati
                                                                                      ing Made Gayam
15.  Sultan Abuma Ali Akhmad                        15. Syekh Panembahan Giri
                                                                                      Laya
16.  Sultan Abdulfatah Tirtayasa                   16. Syekh Martawijaya
17.  Sultan Aulia Mansyur                                 17. Syekh Wangsakarta
Syekh Mansurudin/                                      18 syekh Kartawijaya
Sultan H. Abunasar Abdul Kohhar/
Syekh abu Soleh



SILSILAH SULTAN PAMIJAHAN

Dari Ayah :
1.       Ratu Galuh
2.       Ratu Puhun
3.       Kuda Lanjar
4.       Mudik Cikawung Ading
5.       Entol Panengah
6.       Sembah Lebih Wartakusuma
7.       Syekh Abdul Muhyi

Dari Ibu
1.       Baginda Nabi Muhammad SAW
2.       Sayidina Siti Fatimah
3.       Sayidina Hasen
4.       Sayidina Zainal Abidin
5.       Sayidina Syekh Jafar Sidik
6.       Sayidina Syekh Kasim Al Kamil
7.       Sayidina Syekh Isa Al Basri
8.       Sayidina Syekh Abul Abu Najii
9.       Sayidina Syekh Ubaidah
10.   Sayidina Syekh Muhammad
11.   Sayidina Syekh Almy
12.   Sayidina Ali Al Gayam
13.   Sayidina Syekh Muhammad
14.   Sayidina Sultan Abdul Fatah/ Raja India
15.   Sultan Abdul Khan Dubin
16.   Syekh Amir Ahmad Duddin
17.   Syekh Jamaluddin al Husen
18.   Syekh Maulana Ibrahim Zainal Akbar
19.   Syekh Maulana Ali Murthadhu
20.   Syekh Maulana Ishak
21.   Syekh Sunan Giri Raden Paku
22.   Syekh Pangeran Laya Atam Sunan Girilaya
23.   Syekh Adipati Wirachandra
24.   Kentol Sembira
25.   Ny. Raden Ajeng Tanganijah
26.   Syekh Abdul Muhyi


SILSILAH SUSUR WAHANGAN WALURAN
NYUCRUK GALUR MAPAI TAPAK KOLOT BAUHELA
TRAH 38 DJAWA DWIPA

1.      Kibuyut Syahadattullah
a.      Kibuyut pertiwi
b.      Kibuyut Pertala
c.      Kibuyut Raksa Jagad
d.      Kibuyut Kendil Wesi
e.      Kibuyut Jawa Dwipa
f.        Kibuyut Dawa
g.      Kibuyut Rejeg Wesi
h.      Kibuyut Kendil
i.        Kibuyut Kudapawana
2.      Eyang Cangkok Wijaya Kusumah
a.      Kibuyut Tri Tunggal Jaya Sampurna
b.      Kibuyut Balik Maya
c.      Kibuyut Dharma Kusumah
3.      Aki Wilijing Sukma Ratu Weru Tanpa Guru
a.      Aki Blek Meneng Ireng
4.      Kibuyut Syekh Galigir Putih
5.      Kibuyut Syekh Jondang Putih
6.      Kibuyut Syekh Maha Raja Sakti
a.      Kibuyut Garuda Sakti
7.      Kibuyut Mbah Sakti Jaya Sakti
a.      Kibuyut Jaya Wijaya
8.      Kibuyut Mbah Tunggal Sakti
a.      Kibuyut Genter Alam
b.      Kibuyut Jaga Laut
9.      Kibuyut Mbah Tuban
a.      Kibuyut Pangeran Balung Tunggal
b.      Kibuyut Pangeran Jaga Raksa
c.      Kibuyut Balung Putih
10.  Kiyai Dampul Syekh Abdurrahman
a.      Kibuyut Pangeran Balung Kuning
b.      Syekh Saman Dulang
11.  Kibuyut Syekh Maulana Embun
a.      Syekh Muhammad Surya Alam
b.      Syekh Jawahir
c.      Mbah Embun
12.  Maulana Misdu
13.  Maulana Mattasan

Wasiat Kibuyut Kendil Wesi :
"Besok In Jaman Akhir, Yen Wis Tedak Sawelas, Bakal Jasa Maning”
Artinya :
Nanti dijaman Akhir sesudah sebelas turunan. Putra Cucunya itu, akan berikthtiar dengan akalnya sendiri, mengikuti pituah dan pituduh (petunjuk) buat meneruskan derajat kemuliaan dan keagungannya itu



SILSILAH  SUSUNAN SUSUR WAHANGAN WALURAN
NYUCRUK GALUR MAPAI TAPAK KOLOT BAUHELA
TRAH 38 DJAWA DWIPA SEKITAR KAROMAH SUMUR 9 POKTUA



1.      KIBUYUT KIDAMPUL SYEHK ABDURRAHMAN                    POKTUA
2.      KIBUYUT PANGERAN CAKRABUANA                                       POKTUA
3.      KIBUYUT KIYAI SYECH ELING SARI                                          POKTUA
4.      PANGERAN LANGLANG BUANA                                                 POKTUA
5.      KANJENG IBU GAGAK MASINTAN                                             POKTUA
6.      KIBUYUT SYEHK KUDRATTULAH                                              POKTUA
7.      KIBUYUT SYEHK MAKSUM                                  CIBEUTENG
8.      KIBUYUT MAS KARIM                                                                       NAGROK
9.      KIBUYUT KOJA                                                                                    CANDALI
10.  KIBUYUT MAS NUJAN                                                                      TEGAL
11.  PANGERAN SURYAKENCANA                            GUNUNG EMAS
12.  KIBUYUT MUKIM                                                       KAHURIPAN
13.  RAJA NANGA                                                               BAMBU KUNING
14.  SYECH TUNGGAL                                                     CISADANE
15.  MBAH DALEM REKSA JAGAD                             CISADANE
16.  MBAH DALAM TATAR NAGARA                           CISADANE
17.  MBAH DALAM MANGKU NAGARA                     CISADANE
18.  MBAH DALAM PANGKAT NAGARA                   CISADANE
19.  MBAH DALAM REKSA NUSANTARA                 CISADANE
20.  MBAH DALAM CITRA NAGARA PERTIWI        CISADANE



SEKAPUR SIRIH
Puji dan syukur kami panjatkan Atas Ridhonya dan Hidayahnya Allah SWT, yang telah memberikan jalan terang dan Hidayah kepada saya untuk Menulis dengan tulus dan ikhlas Riwayat perjalanan Pribadi saya yaitu “ Susur Wahangan Waluran Nyucruk Galur Mapai Tapak Kolot Bauhela” dan atas doa restu dari Kasepuhan Pribadi Saya yaitu :
1.       Syehk Maulana Embun Muhammad Surya Alam/ Pangeran Jaga Raksa Balung Putih, Kasepuhan Pribadi Saya di Banyuwangi (Simbol Kasepuhan Wetan).
2.       Kidampul Yehk Abdurrahman / Pangeran Jaga Raksa Balung Kuning, Kasepuhan Karomah Sumur 9 Poktua Bogor, (Simbol Kasepuhan Kulon).
Serta Amanah orang Tua Pribadi saya yaitu :
1.    Ayahanda Maulana Mattasan bin Maulana Misdu
2.    Ibunda Mistani Bin Samadin
Yang telah memerintahkan untuk mapai tapak orang tua pribadi dari Wetan Pulau Jawa sampai Kulon Pulau Jawa.
Juga Istri dan Anak saya yaitu :
1.        Istri Tissa  Meriyana
2.      Anak Krisna Patih Wijaya
Yang dengan sabar dan tabah serta tawakal untuk mendampingi perjalanan saya.

Juga tak lupa saya ucapkan banyak terimah kasih kepada :
1.       Abah Muhammad Yusup  di Pondok Kaso Cidahu  Sukabumi ( orang tua /Pembimbing Perjalanan Saya).
2.       Bapak Aleh di Kampung Poktua Desa Pabuaran Kecamatan Kemang Bogor ( orang Tua /Pembimbing Perjalanan Saya)
3.       Bapak H. Muhammad Husni Kampung Sampai Girang Rumpin Bogor (Orang tua / Pembimbing Perjalanan Saya)
4.       Kakang Santana/Santani Saudara perjalanan saya di Kampung Pancur Melati Desa Pancur Kecamatan Tak Takan Serang
5.       Anak dan Cucu Para Kasepuhan Pancur  yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.
6.       Para Tokoh Masyarakat dan Tokoh Agama Kampung Pancur yang Telah membantu secara Tulus dan Ikhlas.
Secara khusus tulisan ini saya persembahkan kepada Ibu Mertua Saya yang secara syari’at yang menyebabkan saya sampai ke Kampung Pancur, dan Beliau Wafat dan di Makamkan di Kampung Pancur yaitu :
Ibunda Endang Prihartati binti
Kartiman Hadi Sumarto
Yang wafat dan dimakamkan di Kasepuhan Kibuyut Subrang pada :
Pukul                          :     11.45 WIB
Hari                              :     Jum’at
Tanggal                      :     22 Desember 2006
                                            1 Akbar/Djulhijah 1427
Semoga arwah dan Amal ibadah beliau diterima oleh Allah Yang Maha Kuasa dan ditempatkan pada tempat yang layak disisi-Nya.
Demikian Riwayat Tak Takan Pancur “Susur Wahangan Waluran, Nyucruk Galur Mapai Tapak Kolot Bauhela” dengan thema “ Sepi Ing Pamrih Rame Ing Gawe”  saya susun secara Pribadi, dan untuk pegangan pribadi, atas kekurangannya saya mohon maaf yang sebesar-besarnya dan semoga Allah menerima amal ibadah saya dan keluarga saya serta tulisan ini bisa berguna dan bermanfaat.
Wassalam
Penulis,
Hadi Wijaya Kusumah/
Maulana Elang Laut
Kediaman 10 Akbar/D julhijah 1427
                    31 Desember 2006
Ditulis kembali, 
Hari Minggu 9 legi Jumadil Akhir 1431
                        23 Mei 2010



Susur Wahangan Waluran
Nyucruk Galur Mapai Tapak Kolot Bauhela
Riwayat
TAK TAKAN PANCUR

Ini riwayat dimulai dengan apa yang dimaksud dengan Tak Takan Pancur : Tak Takan yang berarti Susunan atau Tatakan, sedangkan Pancur adalah Talang Tempat Air mengalir yang juga disebut Pancur atau Pancuran, yang sangat berguna untuk hidup dan kehidupan Umat Manusia di Jagat Raya ini.
Bermula dari Kisah suatu daerah di Tanah Jawa yang memiliki lumbung Padi terbanyak berjumlah 40 buah lumbung padi, sedangkan sebuah kerajaan disebelah timur pulau Jawa hanya mempunyai 25 lumbung padi.  Kasepuhan  ini tempat yang bernama Kibuyut Tani Atau Kibuyut Abdullah Abdul Kalung, beliua adalah kasepuhan tempat  yang sangat termashur, karena bisa memimpin dan daerah kekuasaanya mencapai tingkat kemakmuaran dan kesejahteraan rakyatnya dengan semboyan “ Sepi Ing Pamrih Rame Ing Gawe”
Ketermashuran Kibuyut Tani atau Kibuyut Abdullah Abdul Kalung sampai ke penguasa di Tanah Jawa sebelah Timur, sehingga Raja Tersebut mengutus 2 orang utusan untuk mendatangi tempat ini, 2 utusan tersebut salah satunya adalah bernama Pangeran WIjaya Kusumah/ Pangeran Pole, beliau adalah satria yang gagah berani dan satria pilih tanding karena ketinggian ilmunya yang dimilikinya, dua orang lainnya adalah Ki Singga Gawe dan Ki Singga Barong.
Hasil pertemuan antara utusan Raja dan sesepuh tempat ini yang mempunyai 40 lumbung Padi dan ingin dikuasai oleh raja yang mengutus Pangeran Wijaya Kusumah, maka Kibuyut Tani/ Kibuyut Abdullah Abdul Kalung membuat Sayembara, dan isi sayembara tersebut adalah sebagai berikut : “siapa-siapa yang bisa mengartikan makna susunan pengunungan yang berjejer/Pajajaran gunung yang ada di pedukuhan /Kampung Pancur dan Susunan Kali/Sungai yang ada, maka dialah yang berhak mewarisi 40 Lumbung padi Miliknya”, Susunan Gunung dan Kali yang harus diartikan adalah sebagai berikut :
1.       Gunung Cimas
2.       Gunung Pok Pelah
3.       Gunung Pancur
4.       Gunung Batu Gede
5.       Gunung Pasir Kemuning
6.       Gunung Sidulang
7.       Gunung Pasir Ali ( Puncak tertinggi)
8.       Gunung Kromong ( hutan Ciwaris)
9.       Gunung Pasir Melati
10.   Gunung Batu Ranjang
11.   Gunung Patapan
12.   Gunung Cipayung
Sedangkan Susunan Kali/ Sungai sebagai Berikut :
1.       Kali Sebara
2.       Kali Berenuk
3.       Kali Waluran
4.       Kali Sumber Urip/ Kali Pole
5.       Kedung Keluwung
6.       Kali Gondang
7.       Kali Rauk
8.       Kali Daim
9.       Alas Pancuran
10.    Cipayung
11.   Batu Ampar
12.   Cipendil
13.   Kali Winong
14.   Kali Wasiat.
Dari sayembara yang diumumkan oleh Kibuyut Tania atau Kibuyut Abdullah Abdul Kalung bukan hanya diikuti oleh Pangeran Wijaya Kusumah saja tetapi sangat banyak para jawara dan jago-jago pilih tanding dari kedua kerajaan yang sangat besar pada saat itu kerajaan Pajajaran dan Kerajaan Majapahit dan tempat ini sering disebut tempat adu jago, karena yang datang orang-orang jago dan sangat tinggi ilmunya.



MAKNA /ARTI
YANG DITAFSIRKAN
OLEH PANGERAN WIJAYA KUSUMAH
ADALAH SEBAGAI BERIKUT

1.       Simbol Pegunungan Pertama
Siapa-siapa Manusia yang ingin mencapai zaman keemasan atau Kemakmuran ( Simbol Gunung Cimas), manusia tersebut Harus mengikuti pituduh atau pituah atau ucapan orang tua dan dapat melihat dan mengartikan ucapan orang tua sehingga tidak tersesat (symbol Gunung Pok Pelah, Pok berarti Ucapan, Pilah berarti di pilah atau disaring), supaya bisa berarti dan mengeluarkan makna dan pancuran ilmu yang dimiliki oleh orang tersebut (symbol Gunung Pancur), agar manusia tersebut menjadi orang besar yang berguna bagi agama dan Negara (simbol Gunung Batu Gede) serta dapat memimpin rakyat untuk mencapai kemakmuran yang adil dan merata (Simbol Gunung Pasir Kemunin) dengan cara mengali dan mencari sumber  ilmu (symbol Gunung Sidulang, Dulang artinya mencari), untuk mencapai cita-cita yang sangat tinggi sebagai manusia pinilih atau manusia pilih tanding ( simbol Gunung Pasir Ali, Puncak tertinggi).
2.     Simbol Pengunungan Kedua
Siapa-siapa Manusia yang ingin mencapai sumber ilmu (Simbol Hutan Ciwaris) maka manusia tersebut harus”Sepi Ing Pamrih Rame Ing Gawe” (Simbol Gunung Kromong, kromong artinya tetabuhan atau keramaian), maka manusia tersebut akan membawa harum agama dan Negara (simbol Gunung Pasir melati) karena manusia itu telah memiliki pendirian yang kokoh dan sangat dan tekun menjalani kehidupan sesuai dengan pendiriannya dan petunjuk yang didapat (simbol Gunung Batu Ranjang) karena manusia itulah yang rajin melaksanakan tapa brata dan belajar mengenal dirinya sendiri dengan jalan menyendiri dan bertapa ( simbol Gunung Pertapaan) karena hanya manusia yang berhasil menjalankan tapa bratanya untuk mencari sumber ilmu dari yang maha kuasa, maka manusia itu bisa memayungi masyarakatnya untuk mencapai kemakmuran (simbol Gunung Cipayung).
3.     Simbol Kali atau Sungai
 Manusia yang berani mengikuti sayembara adalah manusia yang jago atau pilih tanding karena sayembara merupakan adu jago atau diikuti para jawara dan satria yang pilih tanding ( simbol kali sebara), karena manusia tersebut sudah bertekad untuk menjadi sang pemenang dan manusia tersebut sudah menjalani pahit rasa kehidupan (simbol kali berenuk, pohon yang buahnya pahit), karena manusia tersebut bertekad untuk menjadi pemenang dengan petunjuk para guru dan orang tua yang mendidiknya sehingga menjadi manusia pilih tanding (simbol Kali Waluran), karena dengan menyusur Wahangan Waluran Nyucruk Galur Mapai Tapak Kolot Bauhela, petunjuk dan pituduh guru dan orang tua untuk mengenal sumber kehidupan di jagad raya (simbol Kali sumber Urip/kali pole), karena manusia tersebut tetlah mencapai kedalaman ilmu dan tahu sumber ilmu (simbol (kali kedung Keluwung), maka manusia tersebut akan menjadi manusia yang terkenal dan kesohor kemana-mana (simbol Kali Gondang , Gondang artinya terkenal atau kesohor), karena manusia itu bisa memimpin dan dipimpin dalam menjalankan hidup dan kehidupan (simbol batu kapitan, kapitan artinya pangkat dan kepangkatan), karena manusia itu telah bisa memilah dan meramu mana yang baik dan mana yang buruk (simbol kali rau). Manusia yang semacam inilah manusia yang mengerti sumber ilmu yang telah diturunkan oleh Yang Maha agung untuk meramaikan Jagad Raya dengan sebuah Kitab Induk yang nyata yaitu, Al –Qur’an ( simbol Kali Daim, Daim maknanya,)
D = dari
A= al-qur’an
I= ilmu
M= manusia
“dari Al-qur’an ilmu manusia, manusia ilmunya dari al-qur’an”
Maka ditutuplah aliran/waluran yang ada ditempatini dan KALI DAIM merupakan ujung pertemuan dari jajaran dua pegunungan dan waluran yang ada ditempat ini  dan sama maknanya dengan  Al-qur’an merupakan KITAB INDUK YANG NYATA, gabungan dari kitab Zabur, Taurat dan Injil, pertemuan tempat ini disebut  Alas Pancuran dengan (simbol Batu Ampar), siapa saja manusia yang menjalankan Al-qur’an sebagai sumber ilmu, maka manusia itu bisa memayungi umat karena manusia itu telah mempunyai sumber ilmu atau mempunyai simpanan hati yang ber harta dan harta yang berarti mulia (simbol Telaga Gentong), jadi sangat jelas dan nyata perjalanan hidup manusia telah digariskan oleh Yang Maha Kuasa , maka orang tua kita berwasiat kepada para anak cucunya yang mau “Susur Wahangan Waluran nyucruk Galur Mapai Tapak Kolot Bauhela” beliau berwasiat (simbol Kali Wasiat), adapun wasiat orang tua yang diucapkan adalah sebagai berikut “ Siapa-siapa anak cucunya yang mau menjadi ahli waris (Simbol Ciwaris) untuk memiliki ilmu kedikjayaan yang pilih tanding untuk memcapai jaman keemasan/kemakmuran (simbol Gunung Cimas) harus menjalankan dan mengikuti sayembara pilih tanding atau pilih jago (simbol Kali sebara), hanya manusia yang tahu jati dirinya (simbol Karomah Jati) yang akan memenangkan sayembara tersebut. Karena Manusia inilah yang akan meramaikan  (simbol Gunung Kromong) dan menjalankan syariat Negara dan agama untuk mencapai cita-cita yang tinggi (simbol Gunung Pasir Ali), karena manusia tersebut telah membuang (simbol Karomah Tubagus Buang) hawa nafsunya dan segala amarahnya pada sebuah Gua di gunung tertinggi yang disebut ”Gua Batu Merah”
Demikianlah uraian yang disampaikan oleh Pangeran Wijaya Kusumah kepada Kibuyut Abdullah Abdulah Kalung, mendengar uraian yang sangat sempurna maka Kibuyut Abdulah Abdul Kalung memberikan gelar “Kibuyut Maher” yang Karomahnya ada digunung pancur dan pangeran Wijaya Kusumahyang menjadi pemenang dalam sayembara ini diberi gelar “ Tri Tunggal Jaya Sampurna” karena dengan kemahirannya telah memaknakan 2 pajajaran gunung dan 1 susunan kali sehingga menjadi 1 yakni 3 menjadi yang disebut Tri tunggal jaya Sampurna.

HUBUNGAN/KAITAN ANTARA
MAKAM MBAH DAWA (GUNUNG CIMAS)
DENGAN MAKAM KIBUYUT MAYA/
KIBUYUT TRITUNGGAL JAYA SAMPURNA
Setelah memenangkan sayembara Pangeran Wijaya kusumah tidak mau meninggalkan tempat pedukuhan kibuyut Abdullah Abdul Kalung, dan beliau selalu memberikan simbol dalam perjalanan yang beliau tempuh antara lain adalah :
Makam Mbah Dawa/ Panjang
Perjalanan panjang Pangeran Wijaya Kusumah untuk mencapai Kesempurnaan ilmu dan kehidupan mengikuti petunjuk para Aulia Allah ( Simbol Makam 9 meter). Merupakan simbol para Wali penyebar Islam di Tanah Jawa yang disebut wali songo, dengan batu nisan berjumlah 3 buah, ini merupakan petunjuk bagi manusia untuk mencapai kesempurnaan hidup dan dengan keberhasilan Pangeran Wijaya Kusumah menguraikan dan memaknakan 2 pajajaran gunung dan 1 susunan kali dipedukuhan ini , maka ada simbol makam “ kibuyut balik maya/ kibuyut tri tunggal jaya sampurna” dengan 4 makam pengiring beliau yaitu :
Kibuyut Langlang Buana
Kibuyut Kilat Buana
Kibuyut Jagad Buana
Kibuyut Cakra Buana
(disebut juga dengan gelar Eyang Catur Buana)
Simbol ini mempunyai arti siapa-siapa manusia yang telah paham dan mengerti 4 mahdap 5 pancer adalah manusia yang telah mencapai kesempurnaan hidup Dunia dan Akherat.



PERHITUNGAN
TRI TUNGGAL JAYA SAMPURNA
3 = 1
6 – 1 = 5
9 – 3 = 6
3 + 6 = 9
3 + 5 + 9 = 17
38
3 = 1 bermakna Manusia
5 = bermakna Rukun Islam
6 = bermakna Rukun Islam
9 Simbol Jari Telujuk/ Petunjuk
Simbol Wali Songo
17 bermakna sholat 5 waktu sehari semalam
25 + 4 + 9 = 38
25 simbol Nabi
4 Simbol Para Sahabat
9 simbol Para WAli

URAIAN TRI TUNGGAL JAYA SAMPURNA
3 = 1
Manusia tercipta 3 unsur
1.    Roh
2.    Sukma
3.    Raga
1.    Roh suci datang dari Allah Kembali pada Allah
2.    Sukma adalah tindak tanduk manusia didalam dunia yang dicatat oleh Malaikat mungkar dan Malaikat Nakir
3.    Raga , asal manusia dari tanah kembali ke tanah, lahir dari Lubang berakhir di lubang
6 – 1 = 5
Keimanan Manusia untuk menjalankan Rukun Islam
9 – 3 = 6
Petunjuk kepada Manusia untuk percaya pada Rukun Iman
3 + 6 = 9
Manusia yang beriman adalah manusia yang menjalankan petunjuk
3 + 5 + 9 = 17
Manusia yang melaksanakan Rukun Islam dengan melaksanakan Pertinjuk sholat 17 rokaan adalah manusia yang sempurna karena 17 bermakna 1 diantara 7 hari manusia lahir dan 1 diantara 7 hari manusia berakhir.


1 + 5 + 6 + 9 + 17 = 38
Manusia yang menjalankan Rukun Islam dengan Percaya dan Iman Kepada Allah dengan megikuti petunjuk untuk melaksanakan ibadah sholat 17 rokaat ikhlas kepada Allah maka Manusia itulah yang akan menikmati 8 pintu surge yang disediakan oleh Allah kepada Manusia yang mencapai kesempurnaan di dunia dan akherat.




KAROMAH DISEKITAR
KASEPUHAN TAK TAKAN PANCUR
1.    KIBUYUT KEBUT
2.    KIBUYUT SUDIN
3.    KIBUYUT SAYAR
4.    KIBUYUT MAS BARENGKOK
5.    KIBUYUT SEMPLO
6.    KIBUYUT MASDIM
7.    KIBUYUT  DAWA
8.    KIBUYUT JAYA SAMPURNA
9.    KIBUYUT SUBRANG
10. KIBUYUT MAHER
11. KIBUYUT RAJUM
12. KIBUYUT POLE
13. KANJENG IBU MAYANG SARI
14. SYEKH MAULANA BADARUDDIN
15. KIBUYUT TUBAGUS BUANG
16. KANJENG IBU NYI GUMER
17. KIBUYUT BUANG KELANA
18. KIBUYUT CHANDRA
19. KIBUYUT GHOER
20. KIBUYUT DINAS
21. KIBUYUT BANGKIT
22. SYEKH JAMHURI
23. KIBUYUT JATI
24. KIBUYUT PUNDUH
25. KIBUYUT KIMAS KEMBAR

SIMBOL KASEPUHAN
TAK TAKAN PANCUR

1.    KALI GANDARIA/WONI
2.    KALI WUNGGU
3.    KALI SEBARA
4.    KALI BERENUK
5.    KALI WALURAN
6.    KALI SUMBER URIP/POLE
7.    KALI JANG JING
8.    SUMUR MAGSUK
9.    KALI UDIK
10. SUMUR KAMALA
11. TELAGA GENTONG
12. TELAGA PURI
13. TELAGA PETUNG
14. TELAGA WASIAT
15. KALI WINONG
16. TELAGA CURUG SAWER
17. TELAGA PATAPAN PASIR ALI
18. KALI DAIM
19. KALI RAU
20. KALI KAPITAN
21. SUMUR 7 REMBES ING GUNUNG KARANG
22. KEDUNG KELUWUNG
23. KALI PANCURAN MAS
24. KALI ASEM
25. KALI AMPEL




SIMBOL GUNUNG BERJEJER/
PAJAJARAN GUNUNG

1.    GUNUNG CIMAS
2.    GUNUNG POK PELAH
3.    GUNUNG PANCUR
4.    GUNUNG BATU GEDE
5.    GUNUNG PASIR KEMUNING
6.    GUNUNG SIDULANG
7.    GUNUNG PASIR ALI
8.    GUNUNG PASIR MUNCANG
9.    GUNUNG PATAPAN
10. GUNUNG BATU RANJANG
11. GUNUNG PASIR MELATI
12. GUNUNG KROMONG







KALIMAH WASIAT
DI PADEPOKAN KENDIL WESI
Kalimah wasiat yang dikeluarkan oleh para orang tua yang berkumpul di Cipendil bahwa “manusia awalnya satu pohon yang dipisahkan oleh cabang dan ranting sehingga buahnya menyebar keseluruh jagad”.
Perkumpulan orang tua di Cipendil dengan  nama Padepokan Gendil Wesi atau padepokn Rejeg Wesi dengan simbol 2 pohon benda dan 2 pohon Katimaha, disitulah letak padepokan Rejeg wesi atau Padepokan Kendil Wesi berada dengan simbol pusaka “ Pusaka Rembes Ing Gunung/ Mustika Air” yang disebut juga “ Bayuning Urip” atau penduduk pedukuhan Kibuyut Tani/ Kibuyut Abdullah Abdul Kalung dengan sebutan “ Pusaka Rembes Ing Gunung Karang” simbolnya di tengah kampong pancur yaitu “ Sumur 7 Rembes Ing gunung Karang”
Padepokan ini dipimpin oleh Kibuyut Kedil Wesi/Mbah Suro atau Juga disebut dengan nama “Pangeran Jaga Raksa atau Sekh Tunggal” yang tidak lain adalah orang tua pribadi Pangeran Wijaya Kusumah atau Pangeran Pole.




KIDUNG
KIAMONG NUSANTARA
“SEDUMUK BATHUK SENYARI BUMI, KUDU DEN RUNGKEBI”
(tekad menegakkankehormatan bangsa  mempertahankan  setiap kawasan nusantara)

SUMPAH PALAPA
”Tan ayun hamuktia palapa, sira Gajah Mada, lamun tan huwus kalah Nusanwantara ingsun hamuktia palapa, lamun kalah ring gurun, seram, tanjung pura, Pahang, dempo, bali, sunda, Palembang, tumasik, samana ingsun hamuktia palapa”

WANA AGUNG KABABAT GUSIS LENGA BUMI KASEDOT ASAT PELIKAN APA MANEH ANGISEP KRINGAT IKU BAU SWIWI DRAJATING CILIK LEMAH BUMI KAMAMAH TAN NA KARI IKU KEKUDUNG SOCIAL RAKYAT GAWEH BUBRAH PRANATANE TANPA ADIL AREP NEMONI.
hutan belantara dibabat habis, minyak bumi disedot habis –habisan, apa lagi segala pelican juga tidak, terlewatkan, masih juga mengikat orang kecil, segala tanah juga dimakan, tidak ada yang terlewatkan, berkedok social rakyat, menjadikan tatanan kacau balau tanpa keadilan, sebenarnya apa yang patut kau terima.
DUGI WANCI PANAGIHING JANJI RATU ADIL BAKAL LUMAKSANA HYANG MANON JEJER HAKIME, BUMI PERTIWI HANUNTUT KARUSAKAN KANG TEKA PASTI ALAM AGUNG NORA TRIMO KARYA MBLASUR IKU KABEH SAKA POKALIRA JONGKENG JATI ALUAMAH MANDEG DIRI NGUMBAR KWASA ANGKARA.
“tiba saatnya ditagih segala perbuatan itu, ratu adil akan melaksanakan misinya, Tuhan akan menghakiminya, bumi pertiwi menuntut, terhadap kerusakan yang nyata yang telah engkau perbuat, alam semesta itu tidak dapat menerima itu, hasil karya yang amburadul itu, semua semua itu atas tingkah lakumu, meruntuhkan kekuasaan yang sejati, kau lampiaskan segala napsu angkaramu.
TURUN SUN SIPATI DERENG LUWAR DOSA KANG KAASTA DATAN TERENG SUMPAH IKU DIMEN ELING PRA KAWULA AJWA BALI LALAKON KANG NISTHA IKI, BANGET NLANGSANING BANGSA
Tujuh keturunan aku kutuk, belum imbang dengan dosa yang telah engkau perbuat, tidak seimbang dengan penderitaan 200 juta bangsa, engkau ingkari sumpah, berakibat kerusakan atas segala tindakanmu, para leluhur sangat kecewa atas keingkaran mu, agar jadi peringatan bagi rakyat, jangan sampai terulang lagi perbuatan yang hina ini, membuat penderitaan segenap bangsa.
SABDA JATI DATANG WOLA WALI TINETES ING PRATAPAN  KASEKSEN GAIB MEMULE ANAK PUTU KANG SUN WENGKU MRIH RAHARJANING PRA ALIT DIMEN SABAR SAWETARA BALI DHA BERSATU GYA MANUNGGAL DUNUNG BANGSA SARENG GOTONG ROYONG BANGUN NAGRI JAYANING NUSANTARA.
Sabda jati tidak berulang kali, di teteskan dipertapan , disaksikan gaib memule, semoga anak cucu selamat raharja, untuk sementara bersabarlah, kembalilah bersatu, galang kembali kesatuan dan persatuan bangsa, gotong royong bersama-sama menbangun negeri ini, demi kejayaan nusantara.
BANGSA IKU MINANGKA SARANA KUWATING NEGARA, MULA AJA NGLIRWAKAKE KEBANGSANIRA PRIBADI, SUPAYA KANUGRAHAN BANGSA KANG HANDANA WARIH
Bangsa itu sebagai sarana untuk kuatnya suatu Negara, oleh karena itu jangan mengabaikan rasa kebangsaanmu sendiri, agar memiliki bangsa yang berjiwa ksatria
KANG BECIK IKU LAMUN NGERTI ANANE BEBRAYAN AGUNG, ING NGARSA ASUNG TULADHA, ING MADYA MANGUN KARSA, TUT WURI HANDAYANI
Yang baik itu kalau mengerti akan hidup bermasyarakat dan bernegara, maka didepan memberi teladan, ditegah menjadi penggerak, dibelakang memberi daya kekuatan
NEGARA BISA TENTRAM LAMUN MURAH SANDHANG KALAWAN PANGAN, MARGA PARA KAWULA PADHA SENENG NYAMBUT KARYA, LAN ANA PANGUWASA KANG DARBE SIPAT BERBUDI BAWALEKSANA
Negara itu dapat tentram kalau murah sangdang pangan, sebab rakyatnya gemar berkerja, dan ada penguasa yang mempunyai sifat adil dan berjiwa mulia.
WADYA BALA KANG SENENG KAWULA ALIT, IKU DADI SENENGGANE PARA KAWULA SAJRONING PRAJA, GAWE KUKUH SARTA MINANGKA TAMENGING NEGARA
Prajurit yang mencintai  rakyat jelata, akan disayangi rakyat dalam negara itu, dan membuat kokohnya Negara dan menjadi perisai Negara.
PARA MUDHA AJA NGUNGKURAKE KAWRUH KANG NYATA, AMRIH KARYA UNGGULING BANGSA LAN BISA GAWE RAHAYUNING SASAMA
Para pemuda jangan mengabaikan Ilmu pengetahuan yang nyata, agar negaranya menjadi mashyur dan dapat membuat keselamatan sesamanya.
NEGARA KUWAT IKU AMARGA KAWULANE SENENG URIPE LAN DISUYUDI DENING LIYAN NEGARA
Negara iku kuat kalau rakyatnya senang hidupnya dan dihormati oleh Negara lain.
WATAKING MANUNGSA IKU KEPENGIN KUWASA, NANGING PANGERAN IKU BAKAL MARINGI PENGUWASA MITURUT KARSANING PANGERAN PRIBADI
Sifat manusia itu ingin berkuasa, tetapi tuhan akan memberikan kekuasaan sesuai dengan kehendak tuhan sendiri
ING NEGARA KAN KASUWUR MURAH SANDHANG KALAWAN PANGAN LAN PARA KAWULA PADHA SENENG NYAMBUT KARYA, IKU MESTHI ANA PENGUWASA KANG DARBE WATAK BERBUDI BAWALEKSANA LAN UGA ANA JANMA KANG HANDANA WARIH, MULA YEN NEGARA KEPENGIN KUWAT TIRUNEN KAHANAN KANG KARYA MENGKONO IKU
Bila Negara tersohor murah sandang serta pangan dan rakyatnya senang bekerja, hal yang demikian itu pasti disebabkan ada penguasa yang berjiwa besar dan berhati mulia, serta ada juga orang yang mampu membawa kesejahteraan, oleh karena itu jika Negara ingin kuat contohlah keadaan yang seprti itu.
SING SAPA WEDI PERANG IKU PADHA KARO WEDI MARANG KASUNYATAN, JALARAN PERANG IKU UGA KASUNYATAN, YEN ORA ANA PERANG BABAR PISAN, IKU PRETANDHA ING TEMBE BAKAL ANA PERANG GEDHEN
Barang siapa takut adanya perang sama dengan takut terhadap kenyataan, sebab perang merupakan kenyataan, jikalau tidak ada perang sama sekali, itu mengadung isyarat bahwa di kemudian hari bakal terjadi perang besar-besaran.
RUMANGSA MELU HANDARBENI, WAJIB MELU HANGGONDHELI, MULAT SARIRA HANGRASA WANI
Merasa ikut mempunyai wajib ikut membela, berani mawas diri.
ELING LAN WASPHODO MARING TITAH ELANG SAKTI LAN PANCASILA SAKTI WEWUJUDE BHINEKA TUNGGAL IKA, GEMAH RIPAH LOH GENAWE, RAHAYUNING NUSANTARA
Ingat dan waspada terhadap perintah elang sakti dan pancasila sakti, wujud terciptanya bhineka tunggal ika, gemah ripah loh genawe rahayu nusantara










KIDUNG
SOPO INGSUN…………………. INGSUN SOPO
 ELANG SAKTI

SOPO INGSUN……………………INGSUN SOPO
Siapa saya…………………….saya siapa
GUSTI KANG MURBENG DUMADI…………………BHINEKA TUNGGAL IKA
Allah yang maha kuasa…………………..walau berbeda-beda tetap satu jua
GUSTI KANG MURBENG DUMADI ONO SIJI MUNG PAKULINANE MANEMBAH LAN TOTOH CORONE DHEWE-DHEWE, AMERGANE THUKULE KAPERCAYAN LAN AGOMO SOKO KAHANAN, WEKTU, JAMAN BONGSO LAN BUDOYO KANG BEDO-BEDO,GUSTI KANG MURBENG DUMADI BISO MAWUJUD OPO WAE, ANANGING WEWUJUDAN IKU DEDE GUSTI KANG MURBENG DUMADI.
Allah yang maha kuasa ada satu, dengan menyembah dengan caranya sendiri-sendiri, maka dari itu muncullah kepercayaan dan agama dari keadaan, dari jaman, dari waktu dan dari bangsa yang berbeda-beda, Allah bisa berwujud apa saja  namun perwujudannya itu bukan allah yang maha kuasa.
DADI OJO SALAH PANOMPO MULO NANG ENDI PAPAN UGA ONO GUSTI, NANG AWAKMU UGO ONO GUSTI, ANANGING OJO SEPISAN-PISAN AWAKMU NGAKU-AKU GUSTI,SIFATIH GUSTI INGJERO GETAH LAN GETIH,ANANGING OJO SEPISAN-PISAN AWAKMU NGAKU-AKU GUSTI.
Tetapi  jangan salah penafsiaran sehingga terjadi kekeliruan , Allah sebagai sang maha tunggal ada dimana-mana dan dimana-mana tetap satu, didalam jiwa raga manusia juga ada sifat allah yang mengalir didalam daging dan darah didalam relung hati yang paling dalam, tetapi jangan sekali-kali dirimu mengaku allah
SOPO INGSUN…………………..INGSUN SOPO
Siapa saya…………………….saya siapa
ELING LAN BEKTI MARANG GUSTI KANG MURBENG DUMADI
Ingat dan berbakti ke pada Allah yang maha kuasa
PERCOYO LAN BEKTI MARANG UTUSANE GUSTI KANG MURBENG DUMADI
Percaya dan berbakti kepada utusan Allah yang maha kuasa
SETYO MARING KALIFATULLAH
Sebagai warga Negara harus setia pada pemimpin yang dipilih
BEKTI MARANG BUMI NUSANTORO
Berbakti kepada bumi nusantara
BEKTI MARANG WONG TUWO
Berbakti kepada orang tua
BEKTI MARANG SEDULUR TUWO
Berbakti kepada saudara tua
TRESNO MARANG KABEH KAWULO MUDO
Cinta kepada yang muda
TRESNO MARANG SAPEPADANING MANUNGSO
Cinta kepada semua manusia, karena manusia terlahir sama
TRESNO SAPEPADANING URIP
Cinta kepada sesame hidup
HORMAT MARENG KABEH AGOMO
Hormat kepada agama apa saja
PERCOYO MARANG HUKUM ALAM
Percaya kepada hukum alam
PERCOYO MARANG KAPRIBADEN DHEWE TAN EWAH GINGSIR
Percaya kepada pribadinya masing-masing dan tidak berubah

SOPO INGSUN……………………..INGSUN SOPO
Siapa saya……………………saya siapa
OJO DUMEH ELING LAN WASPODO
Jangan mentang-mentang, ingat dan waspada
SOPO SING DUWEH BAKAL KEWELEH
Siapa  yang mentang-mentang bakal kecewa
SOPO SING ADIGANG BAKAL KEPLANGGRANG
Siapa yang sombong bakal keplanggrang
SOPO SING ADIGUNG BAKAL KECEPLUNG
Siapa yang adiguna bakal tengelam
SOPO SING ADIGUNO BAKAL CILOKO
Siapa yang adiguna bakal celaka
SOPO SING BECIK BAKAL KETITIK
Siapa yang baik bakal ketemu
SOPO BLOKO BAKAL KETORO
Siapa yang sembunyi bakal kelihatan
SOPO SALAH BAKAL SELEH
Siapa yang salah bakal kalah
SOPO TEMEN BAKAL TINEMU
Siapa yang tekun bakal ketemu
ONO LUWIH, LUWIH SOKO ONO
Ada lebih, lebih dari yang ada
KANG KEBAK,LUWIH DENING KEBAK
Yang penuh, lebih dari penuh
KANG SUWUNG, LUWIH DENING SUWUNG
yang tinggi, ada yang lebih tinggi
KANG PINTER, LUWIH DENING PINTER
Yang pinter, ada yang lebih pinter
KANG SUGIH, LUWIH DENING SUGIH
Yang kaya, ada yang lebih kaya
SOPO INGSUN………………………INSGUN SOPO
Siapa saya………………………saya siapa
DADI WONG URIP OJO RUMONGSO BISO LAN LINUWEH
Jadi orang hidup jangan merasa bisa dan lebih
YEN SUGIH KUDU BISO RUMONGSO ORA NDUWE
Kalau kaya harus merasa tidak punya
YEN PINTER KUDU BISO RUMONGSO BODO
Kalau pinter harus bisa merasa bodoh
YEN DUWE KUOSO KUDU BISO RUMONGSO PAPA
Kalau punya kuasa harus merasa tidak berkuasa
YEN DHUWUR KUDU BISO RUMONGSO CENDHEK
Kalau tinggi harus bisa merasa pendek
YEN BAGUS KUDO BISO RUMONG ALA
Kalau bagus harus bisa merasa jelek
YEN DUWE KUASO KUDU BISO ORA DUWE OPO-OPO
Kalau punya kuasa harus merasa tidak punya apa-apa
YEN NGAKU WONG TUWO KUDU BISO RUMONGSO NGAKU ORA BISO OPO-OPO
Kalau ngaku orang tua harus bisa merasa tidak bisa apa-apa
SOPO INGSUN…………………………..INGSUN SOPO
Siapa saya………………………….saya siapa
BONDHO KENANE LUNGO
Harta akan pergi
SUGIH KENANE NGALIH
Kaya bakal melarat
PANGKAT KENANE MENCELAT
Pangkat bakal menclat
KUOSO KENANE MUSNO
Kuasa bakal musnah
AYU KENANE MLAYU
Cantik bakal jelek
BAGUS KENANE MLENGUS
Ganteng bakal jelek
SAKJRONING NGGUYU KELINGGONO NANGGIS
Sebelum tertawa, ingatlah menagis
SAKJRONING NANGIS KELINGONO NGGUYU
Sebelum nangis ingatlah tertawa
SAKJRONING LUWE KELINGONO WAREG
sebelum lapar ingatlah kenyang
SAKJRONING WAREG KELINGNO LUWE
Sebelum kenyang ingatlah lapar
SAKJRONING SENENG KELINGNO SUSAH
Sebelum senang ingatlah susah
SAKJRONING SUSAH KELINGONO SENENG
Sebelum susah ingatlah senang

SOPO INGSUN …………………..INGSUN SOPO
Siapa saya…………………….saya siapa
KABEH MANUNGSO, MENGKO BAKAL  NGUNDHUH WOHING  PAKARTINE DHEWE-DHEWE, MULO OJO DUMEH, ELING LAN WASPODO,
Semua manusa nanti bakal memetik buah pekerjaannya sendiri-sendiri, maka jangan mentang-mentang, ingat dan waspada
SOKO LEMAH BALI LEMAH
Dari tanah kembali ketanah
SOKO BANYU BALI BANYU
dari air kembali ke air
SOKO GENI BALI GENI
Dari api kembali ke api
SOKO ORA ONO BALI ORA ONO
Dari tidak ada kembali tidak ada
SOKO NUR BALI NUR
Dari cahaya kembali ke cahaya
ORA BANYU BALI GENI
Tidak mungkin air kembali api
OJO ORA ONO BALI ONO
Jangan tidak ada kembali ada
OJO NUR BALI LEMAH
Jangan cahaya kembali tanah
SOPO INGSUN…………………………………….INGSUN SOPO
Siapa saya……………………………….saya siapa
MADHEP MANTEP MANEMBAH MARANG KANG KUWOSO
Kemantapan manusia meyembah dan yakin kepada Allah yang maha kuasa
ORA NGINO MARANG AGOMO LAN KAPERCAYAN LIYAN
Jangan menghina agama dan kepercayaan orang lain
GELEM URIP MARANG WONG SAK DUNYO
Mau hidup dengan orang sedunia
SING SOPO NANDUR BAKAL NGUNDHUH
Siapa yang menanam bakal memetik
SING SOPO NGGAWE BAKAL NGANGGO
Siapa yang bekerja bakal makai
SING SOPO UTANG BAKAL MBALEKAKE
Siapa yang utang bakal ngembalikan
SING SOPO CURANG BAKAL KEPLANGGRANG
Siapa yang curang bakal sengsara
SING SOPO NGAWUR BAKAL KOJUR
Siapa yang ngawur bakal kojur
SING SOPO CINDRO BAKAL CILOKO
Siapa yang sombong bakal cilaka
SING SOPO NGUMBAR NEPSU DUR ANGGKORO MURKO BAKAL CILOKO
Siapa yang ngumbar hawa nafsu dan angkara bakal cilaka
SING SOPO OLO BAKAL NELONGSO
Siapa yang punya sifat jelek bakal nelangsa
SING SOPO DURJONO BAKAL MUSNO
Siapa yang durjana bakal musnah
ELING LAN WASPODO, AJUR-AJER, SAIKI DUDU SESUK, NARIMO ING PANDUM, PINESTHI ING PANGERAN, TEPO SELIRO, MATI ROGO AKEH NDONGA, ORA NINGGAL LELUHUR
Ingat, dan waspada, hancur – lebur, sekarang bukan besok, menerima yang dibagikan sesuai haknya, yang ditentukan Allah, tenggang rasa, mati raga dan banyak berdoa, jangan meninggalkan leluhur
SOPO INGSUN………………………..INSGUN SOPO
Siapa saya………………………..saya siapa
MANUNGSO BISO NGERTI, GUSTI KANG MURBENG DUMADI MOHO NGERTI
Manusia bisa mengerti, Allah Yang Maha Kuasa Maha Mengerti
MANUNGSO BISO PINTER, GUSTI KANG MURBENG DUMADI MOHO PINTER
Manusia bisa pinter, Allah Yang Maha Kuasa Maha pinter
MANUNGSO BISO DUWE, GUSTI KANG MURBENG DUMADI MOHO DUWE
Manusia bisa punya, Allah Yang Maha Kuasa Maha punya
MANUNGSO BISO SUGIH, GUSTI KANG MURBENG DUMADI MOHO SUGIH
Manusia bisa kaya, Allah Yang Maha Kuasa Maha kaya
MANUNGSO BISO KUWOSO, GUSTI KANG MURBENG DUMADI MOHO KUWOSO
Manusia bisa kuasa, Allah Yang Maha Kuasa Maha kuasa
MANUNGSO BISO TRESNO, GUSTI KANG MURBENG DUMADI MOHO TRESNO
Manusia bisa mencintai, Allah Yang Maha Kuasa Maha mencintai
MANUNGSO BISO GAWE, GUSTI KANG MURBENG DUMADI MOHO NYIPTO
Manusia bisa bekerja, Allah Yang Maha Kuasa Maha mencipta
MANUNGSO BISO TETULUNG, GUSTI KANG MURBENG DUMADI MOHO NULUNG
Manusia bisa menolong, Allah Yang Maha Kuasa Maha menolong

SOPO INGSUN…………………………………..INGSUN SOPO
Siapa saya………………………………..saya siapa
DHUH GUSTI INGKANG MURBENG DUMADI
Ya……Allah Yang Maha Kuasa
KAWULO NYUWON PANGAPUNTEN IN SEDOYO SAKATHAHING KALEPETAN, LINTA LINTU LAN DOSA,
Saya meminta pengampunan dari segala kelupaan, tingkah laku dan dosa
DOSA KAWULO LAHIR LAN BATOS
Dosa saya lahir dan bathin
KAWULO NYUWUN, MUGI-MUGI SAKELUARGO LAN SAKPITURUNIPUN KAWULO SEDOYO
Saya mohon, semoga sekeluarga dan semua keturunan saya semua
TANSAH SAMI PINARINGAN REJEKI INGKANG KATHAH KANGGE PANGGESANGAN SAK KELUARGO, KAWULO SADINTEN-DINTENIPUN
Diberikan rejeki yang banyak untuk kebutuhan sekeluarga saya sehari-hari
KAWULO NYUWUN MUGI-MUGI SEDOYO UMAT ING BUWONO SAMI ANGGADAHI KATRESNAN, DUMANTENG KAWULO RINTEN DALUNIPUN,
Saya mohon semoga semua umat di alam dunya sama menpunyai kecintaan, kepada saya sejak dulu
KAWULO NYUWUN MUGI-MUGI SEDOYO SAMI KANUGRAHAN, KATENTREMAN SAHA MANAH INGKANG IKHLAS,
Saya memohon semoga semua sama mendapat anugerah, ketentraman dan keikhlasan,
MATUR NUWUN, RAHAYU……RAHAYU………………RAHAYU INGSUN
Terima kasih, sejahtera, sejahtera, sejahtera saya


















 KIDUNG
KIAMONG NUSANTARA
“SEDUMUK BATHUK SENYARI BUMI, KUDU DEN RUNGKEBI”
(tekad  menegakkan  kehormatan  bangsa  mempertahankan  setiap kawasan nusantara)

SUMPAH PALAPA
”Tan ayun hamuktia palapa, sira Gajah Mada, lamun tan huwus kalah Nusanwantara ingsun hamuktia palapa, lamun kalah ring gurun, seram, tanjung pura, Pahang, dempo, bali, sunda, Palembang, tumasik, samana ingsun hamuktia palapa”

WANA AGUNG KABABAT GUSIS LENGA BUMI KASEDOT ASAT PELIKAN APA MANEH ANGISEP KRINGAT IKU BAU SWIWI DRAJATING CILIK LEMAH BUMI KAMAMAH TAN NA KARI IKU KEKUDUNG SOCIAL RAKYAT GAWEH BUBRAH PRANATANE TANPA ADIL AREP NEMONI.
hutan belantara dibabat habis, minyak bumi disedot habis –habisan, apa lagi segala pelican juga tidak, terlewatkan, masih juga mengikat orang kecil, segala tanah juga dimakan, tidak ada yang terlewatkan, berkedok social rakyat, menjadikan tatanan kacau balau tanpa keadilan, sebenarnya apa yang patut kau terima.
DUGI WANCI PANAGIHING JANJI RATU ADIL BAKAL LUMAKSANA HYANG MANON JEJER HAKIME, BUMI PERTIWI HANUNTUT KARUSAKAN KANG TEKA PASTI ALAM AGUNG NORA TRIMO KARYA MBLASUR IKU KABEH SAKA POKALIRA JONGKENG JATI ALUAMAH MANDEG DIRI NGUMBAR KWASA ANGKARA.
“tiba saatnya ditagih segala perbuatan itu, ratu adil akan melaksanakan misinya, Tuhan akan menghakiminya, bumi pertiwi menuntut, terhadap kerusakan yang nyata yang telah engkau perbuat, alam semesta itu tidak dapat menerima itu, hasil karya yang amburadul itu, semua semua itu atas tingkah lakumu, meruntuhkan kekuasaan yang sejati, kau lampiaskan segala napsu angkaramu.
TURUN SUN SIPATI DERENG LUWAR DOSA KANG KAASTA DATAN TERENG SUMPAH IKU DIMEN ELING PRA KAWULA AJWA BALI LALAKON KANG NISTHA IKI, BANGET NLANGSANING BANGSA
Tujuh keturunan aku kutuk, belum imbang dengan dosa yang telah engkau perbuat, tidak seimbang dengan penderitaan 200 juta bangsa, engkau ingkari sumpah, berakibat kerusakan atas segala tindakanmu, para leluhur sangat kecewa atas keingkaran mu, agar jadi peringatan bagi rakyat, jangan sampai terulang lagi perbuatan yang hina ini, membuat penderitaan segenap bangsa.
SABDA JATI DATANG WOLA WALI TINETES ING PRATAPAN  KASEKSEN GAIB MEMULE ANAK PUTU KANG SUN WENGKU MRIH RAHARJANING PRA ALIT DIMEN SABAR SAWETARA BALI DHA BERSATU GYA MANUNGGAL DUNUNG BANGSA SARENG GOTONG ROYONG BANGUN NAGRI JAYANING NUSANTARA.
Sabda jati tidak berulang kali, di teteskan dipertapan , disaksikan gaib memule, semoga anak cucu selamat raharja, untuk sementara bersabarlah, kembalilah bersatu, galang kembali kesatuan dan persatuan bangsa, gotong royong bersama-sama menbangun negeri ini, demi kejayaan nusantara.
BANGSA IKU MINANGKA SARANA KUWATING NEGARA, MULA AJA NGLIRWAKAKE KEBANGSANIRA PRIBADI, SUPAYA KANUGRAHAN BANGSA KANG HANDANA WARIH
Bangsa itu sebagai sarana untuk kuatnya suatu Negara, oleh karena itu jangan mengabaikan rasa kebangsaanmu sendiri, agar memiliki bangsa yang berjiwa ksatria
KANG BECIK IKU LAMUN NGERTI ANANE BEBRAYAN AGUNG, ING NGARSA ASUNG TULADHA, ING MADYA MANGUN KARSA, TUT WURI HANDAYANI
Yang baik itu kalau mengerti akan hidup bermasyarakat dan bernegara, maka didepan memberi teladan, ditegah menjadi penggerak, dibelakang memberi daya kekuatan
NEGARA BISA TENTRAM LAMUN MURAH SANDHANG KALAWAN PANGAN, MARGA PARA KAWULA PADHA SENENG NYAMBUT KARYA, LAN ANA PANGUWASA KANG DARBE SIPAT BERBUDI BAWALEKSANA
Negara itu dapat tentram kalau murah sangdang pangan, sebab rakyatnya gemar berkerja, dan ada penguasa yang mempunyai sifat adil dan berjiwa mulia.
WADYA BALA KANG SENENG KAWULA ALIT, IKU DADI SENENGGANE PARA KAWULA SAJRONING PRAJA, GAWE KUKUH SARTA MINANGKA TAMENGING NEGARA
Prajurit yang mencintai  rakyat jelata, akan disayangi rakyat dalam negara itu, dan membuat kokohnya Negara dan menjadi perisai Negara.
PARA MUDHA AJA NGUNGKURAKE KAWRUH KANG NYATA, AMRIH KARYA UNGGULING BANGSA LAN BISA GAWE RAHAYUNING SASAMA
Para pemuda jangan mengabaikan Ilmu pengetahuan yang nyata, agar negaranya menjadi mashyur dan dapat membuat keselamatan sesamanya.
NEGARA KUWAT IKU AMARGA KAWULANE SENENG URIPE LAN DISUYUDI DENING LIYAN NEGARA
Negara iku kuat kalau rakyatnya senang hidupnya dan dihormati oleh Negara lain.
WATAKING MANUNGSA IKU KEPENGIN KUWASA, NANGING PANGERAN IKU BAKAL MARINGI PENGUWASA MITURUT KARSANING PANGERAN PRIBADI
Sifat manusia itu ingin berkuasa, tetapi tuhan akan memberikan kekuasaan sesuai dengan kehendak tuhan sendiri
ING NEGARA KAN KASUWUR MURAH SANDHANG KALAWAN PANGAN LAN PARA KAWULA PADHA SENENG NYAMBUT KARYA, IKU MESTHI ANA PENGUWASA KANG DARBE WATAK BERBUDI BAWALEKSANA LAN UGA ANA JANMA KANG HANDANA WARIH, MULA YEN NEGARA KEPENGIN KUWAT TIRUNEN KAHANAN KANG KARYA MENGKONO IKU
Bila Negara tersohor murah sandang serta pangan dan rakyatnya senang bekerja, hal yang demikian itu pasti disebabkan ada penguasa yang berjiwa besar dan berhati mulia, serta ada juga orang yang mampu membawa kesejahteraan, oleh karena itu jika Negara ingin kuat contohlah keadaan yang seprti itu.
SING SAPA WEDI PERANG IKU PADHA KARO WEDI MARANG KASUNYATAN, JALARAN PERANG IKU UGA KASUNYATAN, YEN ORA ANA PERANG BABAR PISAN, IKU PRETANDHA ING TEMBE BAKAL ANA PERANG GEDHEN
Barang siapa takut adanya perang sama dengan takut terhadap kenyataan, sebab perang merupakan kenyataan, jikalau tidak ada perang sama sekali, itu mengadung isyarat bahwa di kemudian hari bakal terjadi perang besar-besaran.
RUMANGSA MELU HANDARBENI, WAJIB MELU HANGGONDHELI, MULAT SARIRA HANGRASA WANI
Merasa ikut mempunyai wajib ikut membela, berani mawas diri.
ELING LAN WASPHODO MARING TITAH ELANG SAKTI LAN PANCASILA SAKTI WEWUJUDE BHINEKA TUNGGAL IKA, GEMAH RIPAH LOH GENAWE, RAHAYUNING NUSANTARA
Ingat dan waspada terhadap perintah elang sakti dan pancasila sakti, wujud terciptanya bhineka tunggal ika, gemah ripah loh genawe rahayu nusantara






1 komentar: