Assalamu’alaikum
Wr.Wb,
Sehubungan
dengan banyaknya saran dan permintaan dari penziarah yang datang ke Karomah
Sumur 9 Syekh Abdurrahman Cirebon Banten Poktua, dan saran tokoh agama di
Poktua agar menerbitkan Riwayat Karomah Sumur 9 Sekh Abdurrahman sebagai bahan
pendukung keyakinan kita agar tidak salah langkah dan ragu-ragu dalam melakukan
ziarah ke makam para Aulia Allah dengan lebih jelas terhadap riwayat Aulia
untuk mendekatkan diri kita Kepada Allah SWT karena Aulia adalah Kekasih Allah,
maka kehadapan pembaca kami hadirkan riwayat Karomah Sumur 9 Syekh Abdurrahman
Cirebon Banten Poktua.
Harapan kami
Riwayat ini mempertebal Iman dan Islam kita serta untuk membentengi diri kita
dari dampak negative arus modernisasi dan era globalisasi serta selalu ingat
kepada Allah dengan cara mendekatkan diri kita kepada Kekasih Allah.
Terima kasih
yang tiada terhingga kami sampaikan kepada tokoh-tokoh masyarakat poktua dan
Desa Pabuaran yang telah memberikan dorongan kepada kami sehingga terbitnya
riwayat ini.
Kepada semua pihak yang telah memberikan
bantuan saran dan kritik yang membangun sehingga terbitnya riwayat Karomah
Sumur 9 Syehk Abdurrahman Cirebon Banten Poktua ini, kami sampaikan ucapan
terima kasih yang tiada terhingga dengan
hati tulus dan ikhlas kepada Allah SWT.
Semoga Amal
ibadah kita diterima Allah SWT, Amien
Poktua,
21 Syawal 1425 H
Dicetak
Ulang pada: Hari Rabu 5 Pahing Jumadil Akhir 1431
19 Mei
2010
Penerbit
Maulana
Elang Laut/Hadi Wijaya Kusumah
Padepokan
Elang Tumaritis
RIWAYAT
KAROMAH SUMUR
9SYEKH ABDURRAHMAN
DALAM RANGKA
PENYEBARAN AGAMA ISLAM DIPULAU JAWA
POKTUA
Poktua adalah sebuah kampung kecil yang berada di Desa Pabuaran Kecamatan Kemang Kabupaten Bogor Jawa Barat, yang dikelilingi oleh dua sungai yaitu Kali Cibeuteung dan Kali Jati, kedua sungai tersebut adalah sungai alam yang tidak diketahui sumber mata airnya serta hilir sungainya. Pada musim kemarau panjang yang pernah terjadi paling lama, sungai cibeuteung tidak pernah kering dan semakin banyak orang yang memanfaatkan air sungai untuk kebutuhan sehari-hari. Pada musim hujan berkala atau lima tahun sekali sungai cibeuteung juga sering ter jadi banjir besar.
Poktua adalah sebuah kampung kecil yang berada di Desa Pabuaran Kecamatan Kemang Kabupaten Bogor Jawa Barat, yang dikelilingi oleh dua sungai yaitu Kali Cibeuteung dan Kali Jati, kedua sungai tersebut adalah sungai alam yang tidak diketahui sumber mata airnya serta hilir sungainya. Pada musim kemarau panjang yang pernah terjadi paling lama, sungai cibeuteung tidak pernah kering dan semakin banyak orang yang memanfaatkan air sungai untuk kebutuhan sehari-hari. Pada musim hujan berkala atau lima tahun sekali sungai cibeuteung juga sering ter jadi banjir besar.
Ada dua
makna yang hampir sama antara Poktua dan Paoktua. Poktua berarti ucapan orang
tua (POK) atau Perkumpulan (POK) juga berarti bilangan paling Tua (9) serta pok
berarti pokok, sedangkan Paoktua berarti berandalan atau Perampok, jaman dulu
daerah ini terkenal dengan sebutan itu. Kedua kata antara Poktua dan Paoktua
dalam riwayat ini yang akan kami maksud adalah,
Poktua berarti ucapan orang tua (POK) atau Perkumpulan(POK) juga berarti
bilangan paling tua (9) serta POK berarti pokok.
Perjalanan
Kampung Poktua dalam Syi’ar Agama Islam Jamus Layang Kalimasabda
Syi’ar islam
di Poktua tidak terlepas dari daerah lain dipulau jawa yang sudah lebih dulu
menganut Agama Islam yaitu Cirebon, dimulai dari Cirebon Hilir dan Cirebon
Girang, karena kedua tempat di Cirebon inilah yang menjadikan Poktua
sebagaimana makna yang telah diuraikan diatas serta tidak terlepas dari dua
Nama besar penyebar islam Jamus Layang Kalimasabda yaitu Raden Pakuwati Kuncung Putih
yang berkedudukan di Cirebon Girang dan Raden Pakuwati Kuncung Kuning yang
berkedudukan di Cirebon Hilir. Raden Pakuwati Kuncung Putih dan Raden Pakuwati
Kuncung Kuning adalah Hamba Allah dan Wakil Kanjeng Nabi Muhammad SAW yang
menyebarkan Jamus Layang Kalimasabda di tatar tanah Jawa. Bukti Atas
kemurahan Allah kepada Umat manusia berupa sungai yang banyak dimanfaatkan
untuk segala kebutuhan manusia, dan sebagai ciri sungai dipulau jawa batasnya
adalah Cirebon Girang dan Cirebon hilir, kalau di Cirebon Hilir Kearah barat
Pulau Jawa aliaran sungai dari arah Timur kearah barat, sedangkan dari Cirebon
Girang ke Timur Pulau jawa Aliran sungai dari Arah Barat ke Arah Timur.
Asal Mulanya
Poktua
Diriwayatkan
pada tanggal 12 maulud tahun 141 atu tahun 720 M, datanglah seorang pengembara
kesebuah perkampungan yang sangat sederhana dengan nama “Kaligondang” sebuah
tempat di tepi sungai Cibeuteung yang terdapat sebuah Batu cadas yang disebut “Cadas
Ngampar”, pengembara tersebut berpakaian hitam-hitam, pakaian pak tani
“Pangsi”
dengan membawa sepasang ayam (jantan dan Betina yang berwarna hitam- Ayam
Cemani/Selasih) yang dikurung dengan kurungan ayam yang dipikul, beliau berasal
dari Cirebon ( caruban, Riwayat awal), sampai di Kali Gondang pada tanggal
disebut diatas, pengembara tersebut tidak lain adalah Raden Pakuwati Kuncung Kuning,
dari caruban yang melakukan pengembaraan di tanah jawa dwipa bagian barat
sampai di Kali gondang. Singkat Cerita sejak kedatangan beliau dusun kecil itu
mulai ramai didatangi orang darimana saja dan tempat tersebut terkenal dengan
nama “ Pangkalan Kali Gondang” serta pertama kali didirikan surau
(tempat sholat sederhana).
Pada tanggal
12 Maulud 142 H, beliau pindah dari Kali Gondang ketempat yang lebih dalam dan
mendirikan Gubuk sederhana yang menjadi tempat berkumpul orang-orang dari mana
saja sehingan tempat itu disebut “POKTUA”. Pada tahun 147 H Raden
Pakuwati Kuncung Kuning melanjutkan pengembaraanya ke Tanah Suci Mekkah untuk
memperdalam agama islam, sedangkan poktua tetap menjadi tempat berkumpul orang
tua ditatar tanah jawa.
Poktua Pada
Masa Tritunggal Jayasampurna
Semenjak
keberangkatan Raden Pakuwati Kuncung Kuning Ketanah Suci dan setiap tanggal 12
Maulud Poktua selalu kedatangan penerusnya dari Caruban yaitu tiga orang yang
terkenal dengan nama Tritunggal Jayasampurna, terdiri
dari :
1.
Raden Balung Tunggal (
Mbah Tuban)
2.
Raden Jagaraksa Balung
Putih
3.
Raden Jagaraksa Balung
Kuning
Ketiga nama
tersebut melanjutkan penyebaran Jamus Layang Kalimasabda ditatar tanah jawa,
kaitan nama Mbah Tuban dengan Kali Cibeuteung yaitu Cibeuteung artinya air
perut, sedangkan Tuban adalah air ketuban, kedua sama maknanya, sementara Raden
Jagaraksa Balung Putih dan Raden Jagaraksa Balung Kuning adalah anak sekaligus
santrinya yang pada masa itu memiliki ilmu pilih tanding yang terkenal dengan
nama Tritunggal Jayasampurna yang memiliki pusaka antara lain :
1.
Mustika Jamus Layang Kalimasabda
2.
Mustika Dal Lima
3.
Pedang Stambul
4.
Cakra Undak Songo
5.
Magang Sari
6.
Selendangsari/Gelar Sejagat
7.
Besi Kuning
8.
Kembang Cangkok Wijaya Kusuma
Poktua
Pada Masa Penyebaran Islam
Pesatnya
perkembangan Islam di Tanah Arab dan semakin banyaknya penganut Islam ditanah
Jawa serta semakinnya orang sakti di tanah Jawa yang belajar ditanah arab yang
sejak awal perkembangannya islam sudah ada wakil Kanjeng Nabi Muhammad SAW
ditanah Jawa yang disebut Jamus Layang Kalima Sabda yang
disebarkan oleh Raden Pakungwati Kuncung Putih dan Raden PAkuwati Kuncung Kuning
dilanjutkan oleh Tri Tunggal Jaya Sampurna (Raden Balung Tunggal/Mbah Tuban, Raden
Jagaraksa Balung Putih, dan Raden Jaga Raksa Balung Kuning), maka pada
1521 m datanglah ketanah jawa seorang Ulama Besar yaitu, Syehk Syarif
hidayatullah menunaikan tugas suci mensyi’arkan agama islam dan mendidik budi
pekerti, antara lain ajaranya adalah :
1.
Bangsa yang besar adalah
bangsa yang menghargai jasa pahlawan atau para leluhur/ pendahulunya.
2.
Kita harus mnghormati
dan taat kepada orang tua, Bapak harus dipuja dan ibu harus disembah (Purwa
Daksena) orang tua kita sumber ilmu utama pertama Kanjeng Nabi Adam AS terakhir
Kanjeng Nabi Muhammad SAW sebagai panutan.
Syehk
Syarif Hidayatullah sampai pertama kali di tanah jawa di sebuah Desa kecil di
Jepara kemudian menuju Demak menyebarkan Agama Islam di Kerajaan Demak yang
pada saat itu di bawah kekuasaan Sultan Trengono, dengan berbekal ilmu syari’at
islam maka mulailah kerajaan Demak menjadi kerajaan Islam yang pertama di Jawa
dengan penyebar islam yang disebut dengan wali songo yang terdiri dari :
1.
Syehk Maulana Malik
Ibrahim ( Sunan Gresik), seorang ulama dari
turki yang menjadi Sesepuh Walisongo yang menghilangkan perbedaan kasta antara
raja dan rakyat sama hamba Allah.
2.
Raden Rahmatullah (Sunan
Ampel), seorang ulama dari negeri Campa yang
Mengajarkan falsafah Malima ( tidak Main (judi), minum (mabok), Maling, dan madon
(perempuan).
3.
Raden Paku (Sunan Giri),
putra syehk Maulana Ishak dan Dewi Sekar Dadu Puteri Raja Blambangan yang
mengajarkan kemurnian syari’at islam, teguh dalam pendirian dan berhati-hati.
4.
Raden Makdum Ibrahim
(Sunan Bonang), putera Sunan Ampel dan Dewi
Condrowati Puteri Raja Majapahit dengan gamelan boning dan Alunan tembang
mengajarkan kebaikan syari’at Islam.
5.
Raden Kosim/Saripudin
(Sunan drajat), adik sunan Bonang yang
mangajarkan hidup sederhana, rajin bersedekah, menolong hidup yang sengsara.
6.
Raden Jafar Sodiq (Sunan
Kudus), putera Raden Usman Haji bergelar wali
“Ul Ilmi” seorang senopati yang gagah berani walau disegani namun tetap rendah
hati.
7.
Raden Sa’id (Sunan
Kalijaga), putera Adipati Tuban
membela rakyat yang tertintas mnciptakan wayang utuk dakwah islam, beliau adalah
Wali yang Budiman.
8.
Raden Umar sa’id (Sunan
Muria), putera Sunan Kalijaga naik turun gunung
menyebarkan islam membela yang benar, melawan kemungkaran.
9.
Syehk Syarif
Hidayatullah ( Sunan gunung Jati), datang
ketana jawa menyebarkan islam dan mendidik budi pekerti, walau banyak tantangan
tidak pernah putus asa.
Poktua
pada masa ini tetap menjadi pusat perkumpulan orang Tua/ Para Wali sebagaimana
para pendahulunya menyebarkan islam di jawa dan dengan menetapnya Sunan Gunung
Jati di Cirebon Hilir dan Sunan Kalijaga di Cirebon girang, Kaitan Poktua
dengan nama tersebut adalah Sunan Gunung Jati yang mempunyai nama Syehk Syarif
hidayatullah/ Faletehan/Syehk Abdurrahman dan masih banyak nama yang lain,
sedangkan dengan Sunan Kalijaga di Cirebon adalah Sunan Kali jaga adalah anak Adipati Tuban/ Mbah Tuban, sama
Maknanya dengan Cibeuteung Riwayat terdahulu yaitu Tri tunggal Jayasampurna,
dan setiap tanggal 12 Maulud datang ke poktua seorang Ulama/satri dengan nama
syehk Abdurrahman yang saat ini menjadi Karomah Sumur 9 Poktua yang ditandai
dengan ciri 2 buah batu yang berlubang 9 dan berisi air yang tidak pernah
kering dan 3 buah makam yaitu :
1.
Syehk Abdurrahman
2.
Pangeran Cakrabuana
3.
Kiyai Eling Sari
Ada beberapa
tempat pertemuan para wali allah yang berada di pulau jawa antara lain:
1.
Masjid Agung Demak Bintoro
2.
Masjid Merah ( Sang
Cipta rasa) Cirebon
3.
Sumur 9 Poktua (sang
Cipta sari)
4.
Goa Saparwandi
Pamijahan.
SILSILAH PENYEBARAN ISLAM DI TATAR JAWA
“JAMUS LAYANG KALIMA SABDA”
1.
Raden Paku Wati Kuncung Putih
dan Raden Paku Wati Kuncung Kuning (hamba Allah wakil Kanjeng Nabi Muhammad SAW
yang berkedudukan di Cirebon Girang dan Cirebon Hilir yang memiliki Jamus
Layang Kalima Sabda).
2.
Raden Balung Tunggal/ Mbah
Tuban
3.
Raden Jaga Raksa Balung Putih
4.
Raden Jaga Raksa Balung Kuning
5.
Para Wali Songo
a.
Syehk Maulana Ibrahim (Sunan
Gresik)
b.
Raden Rahmadtullah (Sunan
Ampel)
c.
Raden Paku/Raden Ainul Yaqin
(Sunan Giri)
d.
Raden Makdum Ibrahim (Sunan
Bonang)
e.
Raden Kosim/Syaripuddin
(Sunan Drajat)
f.
Raden Jafar Sodiq (Sunan
Kudus)
g.
Raden Sa’id (Sunan Kalijaga)
h.
Raden Umar Sa’id (Sunan
Muria)
i.
Syehk Syarif Hidayatullah (
Sunan Gunung Jati)
Serta susunan Sunan Kalijaga
di Cirebon Girang yang meliputi :
a.
Kasepuhan Demak Bintoro (
Raden H. Pangeran purbaya)
b.
Kasepuhan Cirebon ( Sultan H
Paserean)
c.
Kasepuhan Banten ( Sultan
Maulana Hasanuddin)
SILSILAH POKTUA
1.
Banginda Nabi Muhammad SAW
2.
Syaidina Ali Karomallahu
Wajhah Fatimah
3.
Syaidina Hasan Sibti
4.
Syaidina Hasan Musanna
5.
Syaidina Abdullah
6.
Maulana Jumadil Kabir
7.
Maulana Idris Akbar
8.
Maulana Idris Asghor
9.
Syafit Abdullah /Raja Bani
Israil
10.
Syarif Hidayatullah/ Syekh
Abdurahman
SILSILAH CIREBON BANTEN
1.
Banginda Nabi Muhammad SAW
2.
Syaidina Ali Karomallahu
Wajhah Fatimah
3.
Syaidina Hasan Sibti
4.
Syaidina Hasan Musanna
5.
Syaidina Abdullah
6.
Maulana Jumadil Kabir
7.
Maulana Idris Akbar
8.
Maulana Idris Asghor
9.
Syafit Abdullah /Raja Bani
Israil
10. Syarif
Hidayatullah/ Syekh Abdurahman
BANTEN CIREBON
11. Sultan
Maulana Hasanuddin 11.
Sultan Pasarean
12. Sultan
Maulana Yusup 12.
Syekh Pangeran Dipati
13. Sultan
Maulana Nazaruddin Akbar 13. Syekh
Panembahan Ratu
14. Sultan
Abumafakhir Abdul Qodir 14. Syekh
Pangeran Dipati
ing Made Gayam
15. Sultan
Abuma Ali Akhmad 15.
Syekh Panembahan Giri
Laya
16. Sultan
Abdulfatah Tirtayasa 16.
Syekh Martawijaya
17. Sultan
Aulia Mansyur 17.
Syekh Wangsakarta
Syekh
Mansurudin/ 18
syekh Kartawijaya
Sultan
H. Abunasar Abdul Kohhar/
Syekh
abu Soleh
SILSILAH SULTAN PAMIJAHAN
Dari
Ayah :
1.
Ratu Galuh
2.
Ratu Puhun
3.
Kuda Lanjar
4.
Mudik Cikawung Ading
5.
Entol Panengah
6.
Sembah Lebih Wartakusuma
7.
Syekh Abdul Muhyi
Dari Ibu
1.
Baginda Nabi Muhammad SAW
2.
Sayidina Siti Fatimah
3.
Sayidina Hasen
4.
Sayidina Zainal Abidin
5.
Sayidina Syekh Jafar Sidik
6.
Sayidina Syekh Kasim Al Kamil
7.
Sayidina Syekh Isa Al Basri
8.
Sayidina Syekh Abul Abu Najii
9.
Sayidina Syekh Ubaidah
10.
Sayidina Syekh Muhammad
11.
Sayidina Syekh Almy
12.
Sayidina Ali Al Gayam
13.
Sayidina Syekh Muhammad
14.
Sayidina Sultan Abdul Fatah/
Raja India
15.
Sultan Abdul Khan Dubin
16.
Syekh Amir Ahmad Duddin
17.
Syekh Jamaluddin al Husen
18.
Syekh Maulana Ibrahim Zainal
Akbar
19.
Syekh Maulana Ali Murthadhu
20.
Syekh Maulana Ishak
21.
Syekh Sunan Giri Raden Paku
22.
Syekh Pangeran Laya Atam
Sunan Girilaya
23.
Syekh Adipati Wirachandra
24.
Kentol Sembira
25.
Ny. Raden Ajeng Tanganijah
26.
Syekh Abdul Muhyi
SILSILAH SUSUR
WAHANGAN WALURAN
NYUCRUK GALUR
MAPAI TAPAK KOLOT BAUHELA
TRAH 38 DJAWA
DWIPA
1.
Kibuyut Syahadattullah
a.
Kibuyut pertiwi
b.
Kibuyut Pertala
c.
Kibuyut Raksa Jagad
d.
Kibuyut Kendil Wesi
e.
Kibuyut Jawa Dwipa
f.
Kibuyut Dawa
g.
Kibuyut Rejeg Wesi
h.
Kibuyut Kendil
i.
Kibuyut Kudapawana
2.
Eyang Cangkok Wijaya Kusumah
a.
Kibuyut Tri Tunggal Jaya
Sampurna
b.
Kibuyut Balik Maya
c.
Kibuyut Dharma Kusumah
3.
Aki Wilijing Sukma Ratu Weru
Tanpa Guru
a.
Aki Blek Meneng Ireng
4.
Kibuyut Syekh Galigir Putih
5.
Kibuyut Syekh Jondang Putih
6.
Kibuyut Syekh Maha Raja Sakti
a.
Kibuyut Garuda Sakti
7.
Kibuyut Mbah Sakti Jaya Sakti
a.
Kibuyut Jaya Wijaya
8.
Kibuyut Mbah Tunggal Sakti
a.
Kibuyut Genter Alam
b.
Kibuyut Jaga Laut
9.
Kibuyut Mbah Tuban
a.
Kibuyut Pangeran Balung
Tunggal
b.
Kibuyut Pangeran Jaga Raksa
c.
Kibuyut Balung Putih
10. Kiyai
Dampul Syekh Abdurrahman
a.
Kibuyut Pangeran Balung
Kuning
b.
Syekh Saman Dulang
11. Kibuyut
Syekh Maulana Embun
a.
Syekh Muhammad Surya Alam
b.
Syekh Jawahir
c.
Mbah Embun
12. Maulana
Misdu
13. Maulana
Mattasan
Wasiat
Kibuyut Kendil Wesi
:
"Besok
In Jaman Akhir, Yen Wis Tedak Sawelas, Bakal Jasa Maning”
Artinya
:
Nanti
dijaman Akhir sesudah sebelas turunan. Putra Cucunya itu, akan berikthtiar
dengan akalnya sendiri, mengikuti pituah dan pituduh (petunjuk) buat meneruskan
derajat kemuliaan dan keagungannya itu
SILSILAH SUSUNAN SUSUR WAHANGAN WALURAN
NYUCRUK GALUR
MAPAI TAPAK KOLOT BAUHELA
TRAH 38 DJAWA DWIPA SEKITAR
KAROMAH SUMUR 9 POKTUA
1.
KIBUYUT KIDAMPUL SYEHK
ABDURRAHMAN POKTUA
2.
KIBUYUT PANGERAN CAKRABUANA POKTUA
3.
KIBUYUT KIYAI SYECH ELING
SARI POKTUA
4.
PANGERAN LANGLANG BUANA POKTUA
5.
KANJENG IBU GAGAK MASINTAN POKTUA
6.
KIBUYUT SYEHK KUDRATTULAH POKTUA
7.
KIBUYUT SYEHK MAKSUM CIBEUTENG
8.
KIBUYUT MAS KARIM NAGROK
9.
KIBUYUT KOJA CANDALI
10. KIBUYUT
MAS NUJAN TEGAL
11. PANGERAN
SURYAKENCANA GUNUNG
EMAS
12. KIBUYUT
MUKIM KAHURIPAN
13. RAJA
NANGA BAMBU
KUNING
14. SYECH
TUNGGAL CISADANE
15. MBAH
DALEM REKSA JAGAD CISADANE
16. MBAH
DALAM TATAR NAGARA CISADANE
17. MBAH
DALAM MANGKU NAGARA CISADANE
18. MBAH
DALAM PANGKAT NAGARA CISADANE
19. MBAH
DALAM REKSA NUSANTARA CISADANE
20. MBAH
DALAM CITRA NAGARA PERTIWI CISADANE
SEKAPUR SIRIH
Puji dan syukur kami panjatkan
Atas Ridhonya dan Hidayahnya Allah SWT, yang telah memberikan jalan terang dan
Hidayah kepada saya untuk Menulis dengan tulus dan ikhlas Riwayat perjalanan
Pribadi saya yaitu “ Susur Wahangan Waluran Nyucruk Galur Mapai Tapak Kolot
Bauhela” dan atas doa restu dari Kasepuhan Pribadi Saya yaitu :
1. Syehk Maulana Embun Muhammad Surya Alam/
Pangeran Jaga Raksa Balung Putih, Kasepuhan Pribadi Saya di Banyuwangi (Simbol Kasepuhan
Wetan).
2. Kidampul Yehk Abdurrahman / Pangeran
Jaga Raksa Balung Kuning, Kasepuhan Karomah Sumur 9 Poktua Bogor, (Simbol Kasepuhan
Kulon).
Serta Amanah orang Tua Pribadi
saya yaitu :
1. Ayahanda
Maulana Mattasan bin Maulana Misdu
2. Ibunda
Mistani Bin Samadin
Yang telah memerintahkan untuk
mapai tapak orang tua pribadi dari Wetan Pulau Jawa sampai Kulon Pulau Jawa.
Juga Istri dan Anak saya yaitu :
1.
Istri
Tissa Meriyana
2.
Anak
Krisna Patih Wijaya
Yang dengan sabar dan tabah serta
tawakal untuk mendampingi perjalanan saya.
Juga tak lupa saya ucapkan banyak
terimah kasih kepada :
1. Abah Muhammad Yusup di Pondok Kaso Cidahu Sukabumi ( orang tua /Pembimbing
Perjalanan Saya).
2. Bapak Aleh di Kampung
Poktua Desa Pabuaran Kecamatan Kemang Bogor ( orang Tua /Pembimbing
Perjalanan Saya)
3. Bapak H. Muhammad Husni
Kampung Sampai Girang Rumpin Bogor (Orang tua / Pembimbing Perjalanan
Saya)
4. Kakang Santana/Santani Saudara
perjalanan saya di Kampung Pancur Melati Desa Pancur Kecamatan Tak Takan Serang
5. Anak dan Cucu Para
Kasepuhan Pancur yang tidak bisa
saya sebutkan satu persatu.
6. Para Tokoh Masyarakat
dan Tokoh Agama Kampung Pancur yang Telah membantu secara Tulus dan
Ikhlas.
Secara khusus tulisan ini saya
persembahkan kepada Ibu
Mertua Saya yang secara syari’at yang menyebabkan saya sampai ke Kampung
Pancur, dan Beliau Wafat dan di Makamkan di Kampung Pancur yaitu :
Ibunda Endang Prihartati binti
Kartiman Hadi Sumarto
Yang wafat dan dimakamkan di Kasepuhan Kibuyut Subrang pada :
Pukul : 11.45
WIB
Hari : Jum’at
Tanggal : 22 Desember
2006
1 Akbar/Djulhijah 1427
Semoga
arwah dan Amal ibadah beliau diterima oleh Allah Yang Maha Kuasa dan
ditempatkan pada tempat yang layak disisi-Nya.
Demikian
Riwayat Tak Takan Pancur “Susur Wahangan Waluran, Nyucruk Galur Mapai Tapak
Kolot Bauhela” dengan thema “ Sepi Ing Pamrih Rame Ing Gawe” saya
susun secara Pribadi, dan untuk pegangan pribadi, atas kekurangannya saya mohon
maaf yang sebesar-besarnya dan semoga Allah menerima amal ibadah saya dan
keluarga saya serta tulisan ini bisa berguna dan bermanfaat.
Wassalam
Penulis,
Hadi
Wijaya Kusumah/
Maulana
Elang Laut
Kediaman
10 Akbar/D julhijah 1427
31 Desember 2006
Ditulis
kembali,
Hari
Minggu 9 legi Jumadil Akhir 1431
23 Mei 2010
Susur Wahangan Waluran
Nyucruk Galur Mapai Tapak Kolot Bauhela
Riwayat
TAK TAKAN PANCUR
Ini
riwayat dimulai dengan apa yang dimaksud dengan Tak Takan Pancur : Tak
Takan yang berarti Susunan atau Tatakan, sedangkan
Pancur adalah Talang Tempat Air mengalir yang juga disebut Pancur atau Pancuran,
yang sangat berguna untuk hidup dan kehidupan Umat Manusia di Jagat Raya ini.
Bermula
dari Kisah suatu daerah di Tanah Jawa yang memiliki lumbung Padi terbanyak
berjumlah 40 buah lumbung padi, sedangkan sebuah kerajaan disebelah timur
pulau Jawa hanya mempunyai 25 lumbung padi. Kasepuhan ini tempat yang bernama Kibuyut Tani Atau Kibuyut
Abdullah Abdul Kalung, beliua adalah kasepuhan tempat yang sangat termashur, karena bisa memimpin
dan daerah kekuasaanya mencapai tingkat kemakmuaran dan kesejahteraan rakyatnya
dengan semboyan “ Sepi Ing Pamrih Rame Ing Gawe”
Ketermashuran
Kibuyut
Tani atau Kibuyut Abdullah Abdul Kalung sampai ke penguasa di Tanah
Jawa sebelah Timur, sehingga Raja Tersebut mengutus 2 orang utusan untuk
mendatangi tempat ini, 2 utusan tersebut salah satunya adalah bernama Pangeran
WIjaya Kusumah/ Pangeran Pole, beliau adalah satria yang gagah berani
dan satria pilih tanding karena ketinggian ilmunya yang dimilikinya, dua orang
lainnya adalah Ki Singga Gawe dan Ki Singga Barong.
Hasil
pertemuan antara utusan Raja dan sesepuh tempat ini yang mempunyai 40 lumbung
Padi dan ingin dikuasai oleh raja yang mengutus Pangeran Wijaya Kusumah, maka
Kibuyut Tani/ Kibuyut Abdullah Abdul Kalung membuat Sayembara, dan isi
sayembara tersebut adalah sebagai berikut : “siapa-siapa yang bisa mengartikan makna
susunan pengunungan yang berjejer/Pajajaran gunung yang ada di pedukuhan
/Kampung Pancur dan Susunan Kali/Sungai yang ada, maka dialah yang berhak
mewarisi 40 Lumbung padi Miliknya”, Susunan Gunung dan Kali yang harus
diartikan adalah sebagai berikut :
1.
Gunung Cimas
2.
Gunung Pok Pelah
3.
Gunung Pancur
4.
Gunung Batu Gede
5.
Gunung Pasir Kemuning
6.
Gunung Sidulang
7.
Gunung Pasir Ali ( Puncak tertinggi)
8.
Gunung Kromong ( hutan Ciwaris)
9.
Gunung Pasir Melati
10.
Gunung Batu Ranjang
11.
Gunung Patapan
12.
Gunung Cipayung
Sedangkan
Susunan Kali/ Sungai sebagai Berikut :
1.
Kali Sebara
2.
Kali Berenuk
3.
Kali Waluran
4.
Kali Sumber Urip/ Kali Pole
5.
Kedung Keluwung
6.
Kali Gondang
7.
Kali Rauk
8.
Kali Daim
9.
Alas Pancuran
10.
Cipayung
11.
Batu Ampar
12.
Cipendil
13.
Kali Winong
14.
Kali Wasiat.
Dari
sayembara yang diumumkan oleh Kibuyut Tania atau Kibuyut Abdullah Abdul Kalung
bukan hanya diikuti oleh Pangeran Wijaya Kusumah saja tetapi sangat banyak para
jawara dan jago-jago pilih tanding dari kedua kerajaan yang sangat besar pada
saat itu kerajaan Pajajaran dan Kerajaan Majapahit dan tempat ini sering
disebut tempat adu jago, karena yang datang orang-orang jago dan sangat tinggi
ilmunya.
MAKNA /ARTI
YANG DITAFSIRKAN
OLEH PANGERAN
WIJAYA KUSUMAH
ADALAH SEBAGAI
BERIKUT
1. Simbol
Pegunungan Pertama
Siapa-siapa Manusia yang ingin mencapai
zaman keemasan atau Kemakmuran ( Simbol Gunung Cimas), manusia
tersebut Harus mengikuti pituduh atau pituah atau ucapan orang tua dan dapat
melihat dan mengartikan ucapan orang tua sehingga tidak tersesat (symbol
Gunung Pok Pelah, Pok berarti Ucapan, Pilah berarti di pilah atau disaring),
supaya bisa berarti dan mengeluarkan makna dan pancuran ilmu yang dimiliki oleh
orang tersebut (symbol Gunung Pancur), agar manusia tersebut menjadi orang
besar yang berguna bagi agama dan Negara (simbol Gunung Batu Gede) serta
dapat memimpin rakyat untuk mencapai kemakmuran yang adil dan merata (Simbol
Gunung Pasir Kemunin) dengan cara mengali dan mencari sumber ilmu (symbol Gunung Sidulang, Dulang artinya
mencari), untuk mencapai cita-cita yang sangat tinggi sebagai manusia
pinilih atau manusia pilih tanding ( simbol Gunung Pasir Ali, Puncak tertinggi).
2. Simbol Pengunungan Kedua
Siapa-siapa
Manusia yang ingin mencapai sumber ilmu (Simbol Hutan Ciwaris) maka manusia
tersebut harus”Sepi Ing Pamrih Rame Ing Gawe” (Simbol Gunung Kromong, kromong
artinya tetabuhan atau keramaian), maka manusia tersebut akan membawa
harum agama dan Negara (simbol Gunung Pasir melati) karena
manusia itu telah memiliki pendirian yang kokoh dan sangat dan tekun menjalani
kehidupan sesuai dengan pendiriannya dan petunjuk yang didapat (simbol
Gunung Batu Ranjang) karena manusia itulah yang rajin melaksanakan tapa
brata dan belajar mengenal dirinya sendiri dengan jalan menyendiri dan bertapa (
simbol Gunung Pertapaan) karena hanya manusia yang berhasil menjalankan
tapa bratanya untuk mencari sumber ilmu dari yang maha kuasa, maka manusia itu
bisa memayungi masyarakatnya untuk mencapai kemakmuran (simbol Gunung Cipayung).
3. Simbol Kali atau Sungai
Manusia yang berani mengikuti sayembara adalah
manusia yang jago atau pilih tanding karena sayembara merupakan adu jago atau
diikuti para jawara dan satria yang pilih tanding ( simbol kali sebara),
karena manusia tersebut sudah bertekad untuk menjadi sang pemenang dan manusia
tersebut sudah menjalani pahit rasa kehidupan (simbol kali berenuk, pohon yang
buahnya pahit), karena manusia tersebut bertekad untuk menjadi pemenang
dengan petunjuk para guru dan orang tua yang mendidiknya sehingga menjadi
manusia pilih tanding (simbol Kali Waluran), karena dengan
menyusur Wahangan Waluran Nyucruk Galur Mapai Tapak Kolot Bauhela,
petunjuk dan pituduh guru dan orang tua untuk mengenal sumber kehidupan di
jagad raya (simbol Kali sumber Urip/kali pole), karena manusia tersebut
tetlah mencapai kedalaman ilmu dan tahu sumber ilmu (simbol (kali kedung Keluwung),
maka manusia tersebut akan menjadi manusia yang terkenal dan kesohor
kemana-mana (simbol Kali Gondang , Gondang artinya terkenal atau kesohor),
karena manusia itu bisa memimpin dan dipimpin dalam menjalankan hidup dan kehidupan
(simbol
batu kapitan, kapitan artinya pangkat dan kepangkatan), karena manusia
itu telah bisa memilah dan meramu mana yang baik dan mana yang buruk (simbol
kali rau). Manusia yang semacam inilah manusia yang mengerti sumber
ilmu yang telah diturunkan oleh Yang Maha agung untuk meramaikan Jagad Raya
dengan sebuah Kitab Induk yang nyata yaitu, Al –Qur’an ( simbol Kali Daim, Daim maknanya,)
D = dari
A= al-qur’an
I= ilmu
M= manusia
“dari
Al-qur’an ilmu manusia, manusia ilmunya dari al-qur’an”
Maka
ditutuplah aliran/waluran yang ada ditempatini dan KALI DAIM merupakan ujung
pertemuan dari jajaran dua pegunungan dan waluran yang ada ditempat ini dan sama maknanya dengan Al-qur’an merupakan KITAB INDUK YANG NYATA,
gabungan dari kitab Zabur, Taurat dan Injil, pertemuan tempat ini disebut Alas Pancuran dengan (simbol Batu Ampar),
siapa saja manusia yang menjalankan Al-qur’an sebagai sumber ilmu, maka manusia
itu bisa memayungi umat karena manusia itu telah mempunyai sumber ilmu atau
mempunyai simpanan hati yang ber harta dan harta yang berarti mulia (simbol
Telaga Gentong), jadi sangat jelas dan nyata perjalanan hidup manusia
telah digariskan oleh Yang Maha Kuasa , maka orang tua kita berwasiat kepada
para anak cucunya yang mau “Susur Wahangan Waluran nyucruk Galur Mapai
Tapak Kolot Bauhela” beliau berwasiat (simbol
Kali Wasiat), adapun wasiat orang tua yang diucapkan adalah
sebagai berikut “ Siapa-siapa anak cucunya yang mau menjadi ahli waris (Simbol Ciwaris) untuk memiliki ilmu
kedikjayaan yang pilih tanding untuk memcapai jaman keemasan/kemakmuran (simbol Gunung Cimas) harus menjalankan dan
mengikuti sayembara pilih tanding atau pilih jago (simbol
Kali sebara), hanya manusia yang tahu jati dirinya (simbol Karomah Jati) yang akan memenangkan
sayembara tersebut. Karena Manusia inilah yang akan meramaikan (simbol
Gunung Kromong) dan menjalankan syariat Negara dan agama untuk mencapai
cita-cita yang tinggi (simbol
Gunung Pasir Ali), karena manusia tersebut telah membuang (simbol Karomah Tubagus Buang) hawa
nafsunya dan segala amarahnya pada sebuah Gua di gunung tertinggi yang disebut ”Gua Batu Merah”
Demikianlah
uraian yang disampaikan oleh Pangeran Wijaya Kusumah kepada Kibuyut Abdullah
Abdulah Kalung, mendengar uraian yang sangat sempurna maka Kibuyut Abdulah Abdul
Kalung memberikan gelar “Kibuyut Maher” yang Karomahnya ada
digunung pancur dan pangeran Wijaya Kusumahyang menjadi pemenang dalam
sayembara ini diberi gelar “ Tri Tunggal Jaya Sampurna” karena
dengan kemahirannya telah memaknakan 2 pajajaran gunung dan 1 susunan kali
sehingga menjadi 1 yakni 3 menjadi yang disebut Tri tunggal jaya Sampurna.
HUBUNGAN/KAITAN
ANTARA
MAKAM MBAH DAWA
(GUNUNG CIMAS)
DENGAN MAKAM
KIBUYUT MAYA/
KIBUYUT TRITUNGGAL
JAYA SAMPURNA
Setelah
memenangkan sayembara Pangeran Wijaya kusumah tidak mau meninggalkan tempat
pedukuhan kibuyut Abdullah Abdul Kalung, dan beliau selalu memberikan simbol
dalam perjalanan yang beliau tempuh antara lain adalah :
Makam Mbah Dawa/ Panjang
Perjalanan
panjang Pangeran Wijaya Kusumah untuk mencapai Kesempurnaan ilmu dan kehidupan
mengikuti petunjuk para Aulia Allah ( Simbol Makam 9 meter). Merupakan
simbol para Wali penyebar Islam di Tanah Jawa yang disebut wali songo, dengan
batu nisan berjumlah 3 buah, ini merupakan petunjuk bagi manusia untuk mencapai
kesempurnaan hidup dan dengan keberhasilan Pangeran Wijaya Kusumah menguraikan
dan memaknakan 2 pajajaran gunung dan 1 susunan kali dipedukuhan ini , maka ada
simbol makam “ kibuyut balik maya/ kibuyut tri tunggal jaya sampurna” dengan
4 makam pengiring beliau yaitu :
Kibuyut
Langlang Buana
Kibuyut
Kilat Buana
Kibuyut
Jagad Buana
Kibuyut
Cakra Buana
(disebut
juga dengan gelar Eyang Catur Buana)
Simbol
ini mempunyai arti siapa-siapa manusia yang telah paham dan mengerti 4 mahdap 5 pancer
adalah manusia yang telah mencapai kesempurnaan hidup Dunia dan Akherat.
PERHITUNGAN
TRI TUNGGAL JAYA
SAMPURNA
3 = 1
6 – 1 = 5
9 – 3 = 6
3 + 6 = 9
3 + 5 + 9 = 17
38
3
= 1 bermakna Manusia
5
= bermakna Rukun Islam
6
= bermakna Rukun Islam
9
Simbol Jari Telujuk/ Petunjuk
Simbol
Wali Songo
17
bermakna sholat 5 waktu sehari semalam
25
+ 4 + 9 = 38
25
simbol Nabi
4
Simbol Para Sahabat
9
simbol Para WAli
URAIAN TRI TUNGGAL
JAYA SAMPURNA
3
= 1
Manusia
tercipta 3 unsur
1.
Roh
2.
Sukma
3.
Raga
1.
Roh
suci datang dari Allah Kembali pada Allah
2.
Sukma
adalah tindak tanduk manusia didalam dunia yang dicatat oleh Malaikat mungkar
dan Malaikat Nakir
3.
Raga
, asal manusia dari tanah kembali ke tanah, lahir dari Lubang berakhir di
lubang
6
– 1 = 5
Keimanan
Manusia untuk menjalankan Rukun Islam
9
– 3 = 6
Petunjuk
kepada Manusia untuk percaya pada Rukun Iman
3
+ 6 = 9
Manusia
yang beriman adalah manusia yang menjalankan petunjuk
3
+ 5 + 9 = 17
Manusia
yang melaksanakan Rukun Islam dengan melaksanakan Pertinjuk sholat 17 rokaan
adalah manusia yang sempurna karena 17 bermakna 1 diantara 7 hari manusia lahir
dan 1 diantara 7 hari manusia berakhir.
1
+ 5 + 6 + 9 + 17 = 38
Manusia
yang menjalankan Rukun Islam dengan Percaya dan Iman Kepada Allah dengan
megikuti petunjuk untuk melaksanakan ibadah sholat 17 rokaat ikhlas kepada Allah
maka Manusia itulah yang akan menikmati 8 pintu surge yang disediakan oleh
Allah kepada Manusia yang mencapai kesempurnaan di dunia dan akherat.
KAROMAH DISEKITAR
KASEPUHAN TAK TAKAN PANCUR
1.
KIBUYUT
KEBUT
2.
KIBUYUT
SUDIN
3.
KIBUYUT
SAYAR
4.
KIBUYUT
MAS BARENGKOK
5.
KIBUYUT
SEMPLO
6.
KIBUYUT
MASDIM
7.
KIBUYUT DAWA
8.
KIBUYUT
JAYA SAMPURNA
9.
KIBUYUT
SUBRANG
10. KIBUYUT MAHER
11. KIBUYUT RAJUM
12. KIBUYUT POLE
13. KANJENG IBU MAYANG SARI
14. SYEKH MAULANA BADARUDDIN
15. KIBUYUT TUBAGUS BUANG
16. KANJENG IBU NYI GUMER
17. KIBUYUT BUANG KELANA
18. KIBUYUT CHANDRA
19. KIBUYUT GHOER
20. KIBUYUT DINAS
21. KIBUYUT BANGKIT
22. SYEKH JAMHURI
23. KIBUYUT JATI
24. KIBUYUT PUNDUH
25. KIBUYUT KIMAS KEMBAR
SIMBOL KASEPUHAN
TAK TAKAN PANCUR
1. KALI GANDARIA/WONI
2. KALI WUNGGU
3. KALI SEBARA
4. KALI BERENUK
5. KALI WALURAN
6. KALI SUMBER URIP/POLE
7. KALI JANG JING
8. SUMUR MAGSUK
9. KALI UDIK
10. SUMUR KAMALA
11. TELAGA GENTONG
12. TELAGA PURI
13. TELAGA PETUNG
14. TELAGA WASIAT
15. KALI WINONG
16. TELAGA CURUG SAWER
17. TELAGA PATAPAN PASIR ALI
18. KALI DAIM
19. KALI RAU
20. KALI KAPITAN
21. SUMUR 7 REMBES ING GUNUNG
KARANG
22. KEDUNG KELUWUNG
23. KALI PANCURAN MAS
24. KALI ASEM
25. KALI AMPEL
SIMBOL GUNUNG
BERJEJER/
PAJAJARAN GUNUNG
1. GUNUNG CIMAS
2. GUNUNG POK PELAH
3. GUNUNG PANCUR
4. GUNUNG BATU GEDE
5. GUNUNG PASIR KEMUNING
6. GUNUNG SIDULANG
7. GUNUNG PASIR ALI
8. GUNUNG PASIR MUNCANG
9. GUNUNG PATAPAN
10. GUNUNG BATU RANJANG
11. GUNUNG PASIR MELATI
12. GUNUNG KROMONG
KALIMAH WASIAT
DI PADEPOKAN
KENDIL WESI
Kalimah
wasiat yang dikeluarkan oleh para orang tua yang berkumpul di Cipendil bahwa “manusia awalnya satu pohon yang
dipisahkan oleh cabang dan ranting sehingga buahnya menyebar keseluruh jagad”.
Perkumpulan
orang tua di Cipendil dengan nama Padepokan
Gendil Wesi atau padepokn Rejeg Wesi dengan simbol 2 pohon benda dan 2 pohon
Katimaha, disitulah letak padepokan Rejeg wesi atau Padepokan Kendil
Wesi berada dengan simbol pusaka “ Pusaka Rembes Ing Gunung/ Mustika Air”
yang disebut juga “ Bayuning Urip” atau penduduk pedukuhan Kibuyut Tani/ Kibuyut
Abdullah Abdul Kalung dengan sebutan “ Pusaka Rembes Ing Gunung Karang”
simbolnya di tengah kampong pancur yaitu “ Sumur 7 Rembes Ing gunung Karang”
Padepokan
ini dipimpin oleh Kibuyut Kedil Wesi/Mbah Suro atau Juga disebut dengan nama “Pangeran
Jaga Raksa atau Sekh Tunggal” yang tidak lain adalah orang
tua pribadi Pangeran Wijaya Kusumah atau Pangeran Pole.
KIAMONG
NUSANTARA
“SEDUMUK
BATHUK SENYARI BUMI, KUDU DEN RUNGKEBI”
(tekad
menegakkankehormatan bangsa
mempertahankan setiap kawasan
nusantara)
SUMPAH PALAPA
”Tan
ayun hamuktia palapa, sira Gajah Mada, lamun tan huwus kalah Nusanwantara
ingsun hamuktia palapa, lamun kalah ring gurun, seram, tanjung pura, Pahang,
dempo, bali, sunda, Palembang, tumasik, samana ingsun hamuktia palapa”
WANA
AGUNG KABABAT GUSIS LENGA BUMI KASEDOT ASAT PELIKAN APA MANEH ANGISEP KRINGAT
IKU BAU SWIWI DRAJATING CILIK LEMAH BUMI KAMAMAH TAN NA KARI IKU KEKUDUNG
SOCIAL RAKYAT GAWEH BUBRAH PRANATANE TANPA ADIL AREP NEMONI.
“hutan
belantara dibabat habis, minyak bumi disedot habis –habisan, apa lagi segala
pelican juga tidak, terlewatkan, masih juga mengikat orang kecil, segala tanah
juga dimakan, tidak ada yang terlewatkan, berkedok social rakyat, menjadikan
tatanan kacau balau tanpa keadilan, sebenarnya apa yang patut kau terima.
DUGI
WANCI PANAGIHING JANJI RATU ADIL BAKAL LUMAKSANA HYANG MANON JEJER HAKIME, BUMI
PERTIWI HANUNTUT KARUSAKAN KANG TEKA PASTI ALAM AGUNG NORA TRIMO KARYA MBLASUR
IKU KABEH SAKA POKALIRA JONGKENG JATI ALUAMAH MANDEG DIRI NGUMBAR KWASA
ANGKARA.
“tiba
saatnya ditagih segala perbuatan itu, ratu adil akan melaksanakan misinya,
Tuhan akan menghakiminya, bumi pertiwi menuntut, terhadap kerusakan yang nyata
yang telah engkau perbuat, alam semesta itu tidak dapat menerima itu, hasil
karya yang amburadul itu, semua semua itu atas tingkah lakumu, meruntuhkan
kekuasaan yang sejati, kau lampiaskan segala napsu angkaramu.
TURUN
SUN SIPATI DERENG LUWAR DOSA KANG KAASTA DATAN TERENG SUMPAH IKU DIMEN ELING PRA
KAWULA AJWA BALI LALAKON KANG NISTHA IKI, BANGET NLANGSANING BANGSA
Tujuh
keturunan aku kutuk, belum imbang dengan dosa yang telah engkau perbuat, tidak
seimbang dengan penderitaan 200 juta bangsa, engkau ingkari sumpah, berakibat
kerusakan atas segala tindakanmu, para leluhur sangat kecewa atas keingkaran
mu, agar jadi peringatan bagi rakyat, jangan sampai terulang lagi perbuatan
yang hina ini, membuat penderitaan segenap bangsa.
SABDA
JATI DATANG WOLA WALI TINETES ING PRATAPAN KASEKSEN GAIB MEMULE ANAK PUTU KANG SUN WENGKU
MRIH RAHARJANING PRA ALIT DIMEN SABAR SAWETARA BALI DHA BERSATU GYA MANUNGGAL
DUNUNG BANGSA SARENG GOTONG ROYONG BANGUN NAGRI JAYANING NUSANTARA.
Sabda
jati tidak berulang kali, di teteskan dipertapan , disaksikan gaib memule,
semoga anak cucu selamat raharja, untuk sementara bersabarlah, kembalilah
bersatu, galang kembali kesatuan dan persatuan bangsa, gotong royong
bersama-sama menbangun negeri ini, demi kejayaan nusantara.
BANGSA
IKU MINANGKA SARANA KUWATING NEGARA, MULA AJA NGLIRWAKAKE KEBANGSANIRA PRIBADI,
SUPAYA KANUGRAHAN BANGSA KANG HANDANA WARIH
Bangsa
itu sebagai sarana untuk kuatnya suatu Negara, oleh karena itu jangan mengabaikan
rasa kebangsaanmu sendiri, agar memiliki bangsa yang berjiwa ksatria
KANG
BECIK IKU LAMUN NGERTI ANANE BEBRAYAN AGUNG, ING NGARSA ASUNG TULADHA, ING
MADYA MANGUN KARSA, TUT WURI HANDAYANI
Yang
baik itu kalau mengerti akan hidup bermasyarakat dan bernegara, maka didepan
memberi teladan, ditegah menjadi penggerak, dibelakang memberi daya kekuatan
NEGARA
BISA TENTRAM LAMUN MURAH SANDHANG KALAWAN PANGAN, MARGA PARA KAWULA PADHA
SENENG NYAMBUT KARYA, LAN ANA PANGUWASA KANG DARBE SIPAT BERBUDI BAWALEKSANA
Negara
itu dapat tentram kalau murah sangdang pangan, sebab rakyatnya gemar berkerja,
dan ada penguasa yang mempunyai sifat adil dan berjiwa mulia.
WADYA
BALA KANG SENENG KAWULA ALIT, IKU DADI SENENGGANE PARA KAWULA SAJRONING PRAJA,
GAWE KUKUH SARTA MINANGKA TAMENGING NEGARA
Prajurit
yang mencintai rakyat jelata, akan
disayangi rakyat dalam negara itu, dan membuat kokohnya Negara dan menjadi
perisai Negara.
PARA
MUDHA AJA NGUNGKURAKE KAWRUH KANG NYATA, AMRIH KARYA UNGGULING BANGSA LAN BISA
GAWE RAHAYUNING SASAMA
Para
pemuda jangan mengabaikan Ilmu pengetahuan yang nyata, agar negaranya menjadi
mashyur dan dapat membuat keselamatan sesamanya.
NEGARA
KUWAT IKU AMARGA KAWULANE SENENG URIPE LAN DISUYUDI DENING LIYAN NEGARA
Negara
iku kuat kalau rakyatnya senang hidupnya dan dihormati oleh Negara lain.
WATAKING
MANUNGSA IKU KEPENGIN KUWASA, NANGING PANGERAN IKU BAKAL MARINGI PENGUWASA
MITURUT KARSANING PANGERAN PRIBADI
Sifat
manusia itu ingin berkuasa, tetapi tuhan akan memberikan kekuasaan sesuai
dengan kehendak tuhan sendiri
ING
NEGARA KAN KASUWUR MURAH SANDHANG KALAWAN PANGAN LAN PARA KAWULA PADHA SENENG
NYAMBUT KARYA, IKU MESTHI ANA PENGUWASA KANG DARBE WATAK BERBUDI BAWALEKSANA
LAN UGA ANA JANMA KANG HANDANA WARIH, MULA YEN NEGARA KEPENGIN KUWAT TIRUNEN
KAHANAN KANG KARYA MENGKONO IKU
Bila
Negara tersohor murah sandang serta pangan dan rakyatnya senang bekerja, hal
yang demikian itu pasti disebabkan ada penguasa yang berjiwa besar dan berhati
mulia, serta ada juga orang yang mampu membawa kesejahteraan, oleh karena itu
jika Negara ingin kuat contohlah keadaan yang seprti itu.
SING
SAPA WEDI PERANG IKU PADHA KARO WEDI MARANG KASUNYATAN, JALARAN PERANG IKU UGA
KASUNYATAN, YEN ORA ANA PERANG BABAR PISAN, IKU PRETANDHA ING TEMBE BAKAL ANA
PERANG GEDHEN
Barang
siapa takut adanya perang sama dengan takut terhadap kenyataan, sebab perang
merupakan kenyataan, jikalau tidak ada perang sama sekali, itu mengadung
isyarat bahwa di kemudian hari bakal terjadi perang besar-besaran.
RUMANGSA
MELU HANDARBENI, WAJIB MELU HANGGONDHELI, MULAT SARIRA HANGRASA WANI
Merasa
ikut mempunyai wajib ikut membela, berani mawas diri.
ELING
LAN WASPHODO MARING TITAH ELANG SAKTI LAN PANCASILA SAKTI WEWUJUDE BHINEKA
TUNGGAL IKA, GEMAH RIPAH LOH GENAWE, RAHAYUNING NUSANTARA
Ingat
dan waspada terhadap perintah elang sakti dan pancasila sakti, wujud terciptanya
bhineka tunggal ika, gemah ripah loh genawe rahayu nusantara
KIDUNG
SOPO
INGSUN…………………. INGSUN SOPO
ELANG SAKTI
SOPO INGSUN……………………INGSUN
SOPO
Siapa
saya…………………….saya siapa
GUSTI KANG
MURBENG DUMADI…………………BHINEKA TUNGGAL IKA
Allah yang maha
kuasa…………………..walau berbeda-beda tetap satu jua
GUSTI KANG
MURBENG DUMADI ONO SIJI MUNG PAKULINANE MANEMBAH LAN TOTOH CORONE DHEWE-DHEWE,
AMERGANE THUKULE KAPERCAYAN LAN AGOMO SOKO KAHANAN, WEKTU, JAMAN BONGSO LAN
BUDOYO KANG BEDO-BEDO,GUSTI KANG MURBENG DUMADI BISO MAWUJUD OPO WAE, ANANGING
WEWUJUDAN IKU DEDE GUSTI KANG MURBENG DUMADI.
Allah yang maha
kuasa ada satu, dengan menyembah dengan caranya sendiri-sendiri, maka dari itu
muncullah kepercayaan dan agama dari keadaan, dari jaman, dari waktu dan dari
bangsa yang berbeda-beda, Allah bisa berwujud apa saja namun perwujudannya itu bukan allah yang maha
kuasa.
DADI OJO SALAH
PANOMPO MULO NANG ENDI PAPAN UGA ONO GUSTI, NANG AWAKMU UGO ONO GUSTI, ANANGING
OJO SEPISAN-PISAN AWAKMU NGAKU-AKU GUSTI,SIFATIH GUSTI INGJERO GETAH LAN GETIH,ANANGING
OJO SEPISAN-PISAN AWAKMU NGAKU-AKU GUSTI.
Tetapi jangan salah penafsiaran sehingga terjadi
kekeliruan , Allah sebagai sang maha tunggal ada dimana-mana dan dimana-mana
tetap satu, didalam jiwa raga manusia juga ada sifat allah yang mengalir
didalam daging dan darah didalam relung hati yang paling dalam, tetapi jangan
sekali-kali dirimu mengaku allah
SOPO INGSUN…………………..INGSUN
SOPO
Siapa
saya…………………….saya siapa
ELING LAN
BEKTI MARANG GUSTI KANG MURBENG DUMADI
Ingat dan berbakti
ke pada Allah yang maha kuasa
PERCOYO LAN
BEKTI MARANG UTUSANE GUSTI KANG MURBENG DUMADI
Percaya dan berbakti
kepada utusan Allah yang maha kuasa
SETYO MARING
KALIFATULLAH
Sebagai warga Negara
harus setia pada pemimpin yang dipilih
BEKTI MARANG
BUMI NUSANTORO
Berbakti kepada bumi
nusantara
BEKTI MARANG
WONG TUWO
Berbakti kepada
orang tua
BEKTI MARANG
SEDULUR TUWO
Berbakti kepada
saudara tua
TRESNO MARANG
KABEH KAWULO MUDO
Cinta kepada yang
muda
TRESNO MARANG
SAPEPADANING MANUNGSO
Cinta kepada semua
manusia, karena manusia terlahir sama
TRESNO
SAPEPADANING URIP
Cinta kepada sesame
hidup
HORMAT MARENG
KABEH AGOMO
Hormat kepada agama
apa saja
PERCOYO MARANG
HUKUM ALAM
Percaya kepada hukum
alam
PERCOYO MARANG
KAPRIBADEN DHEWE TAN EWAH GINGSIR
Percaya kepada
pribadinya masing-masing dan tidak berubah
SOPO INGSUN……………………..INGSUN
SOPO
Siapa
saya……………………saya siapa
OJO DUMEH
ELING LAN WASPODO
Jangan
mentang-mentang, ingat dan waspada
SOPO SING
DUWEH BAKAL KEWELEH
Siapa yang mentang-mentang bakal kecewa
SOPO SING
ADIGANG BAKAL KEPLANGGRANG
Siapa yang sombong
bakal keplanggrang
SOPO SING
ADIGUNG BAKAL KECEPLUNG
Siapa yang adiguna
bakal tengelam
SOPO SING
ADIGUNO BAKAL CILOKO
Siapa yang adiguna
bakal celaka
SOPO SING
BECIK BAKAL KETITIK
Siapa yang baik
bakal ketemu
SOPO BLOKO
BAKAL KETORO
Siapa yang sembunyi
bakal kelihatan
SOPO SALAH
BAKAL SELEH
Siapa yang salah
bakal kalah
SOPO TEMEN
BAKAL TINEMU
Siapa yang tekun
bakal ketemu
ONO LUWIH,
LUWIH SOKO ONO
Ada lebih, lebih
dari yang ada
KANG
KEBAK,LUWIH DENING KEBAK
Yang penuh, lebih
dari penuh
KANG SUWUNG,
LUWIH DENING SUWUNG
yang tinggi, ada
yang lebih tinggi
KANG PINTER,
LUWIH DENING PINTER
Yang pinter, ada
yang lebih pinter
KANG SUGIH,
LUWIH DENING SUGIH
Yang kaya, ada yang
lebih kaya
SOPO INGSUN………………………INSGUN
SOPO
Siapa
saya………………………saya siapa
DADI WONG URIP
OJO RUMONGSO BISO LAN LINUWEH
Jadi orang hidup
jangan merasa bisa dan lebih
YEN SUGIH KUDU
BISO RUMONGSO ORA NDUWE
Kalau kaya harus
merasa tidak punya
YEN PINTER
KUDU BISO RUMONGSO BODO
Kalau pinter harus
bisa merasa bodoh
YEN DUWE KUOSO
KUDU BISO RUMONGSO PAPA
Kalau punya kuasa
harus merasa tidak berkuasa
YEN DHUWUR
KUDU BISO RUMONGSO CENDHEK
Kalau tinggi harus
bisa merasa pendek
YEN BAGUS KUDO
BISO RUMONG ALA
Kalau bagus harus bisa
merasa jelek
YEN DUWE KUASO
KUDU BISO ORA DUWE OPO-OPO
Kalau punya kuasa
harus merasa tidak punya apa-apa
YEN NGAKU WONG
TUWO KUDU BISO RUMONGSO NGAKU ORA BISO OPO-OPO
Kalau ngaku orang
tua harus bisa merasa tidak bisa apa-apa
SOPO INGSUN…………………………..INGSUN
SOPO
Siapa
saya………………………….saya siapa
BONDHO KENANE
LUNGO
Harta akan pergi
SUGIH KENANE
NGALIH
Kaya bakal melarat
PANGKAT KENANE
MENCELAT
Pangkat bakal menclat
KUOSO KENANE
MUSNO
Kuasa bakal musnah
AYU KENANE
MLAYU
Cantik bakal jelek
BAGUS KENANE
MLENGUS
Ganteng bakal jelek
SAKJRONING
NGGUYU KELINGGONO NANGGIS
Sebelum tertawa,
ingatlah menagis
SAKJRONING
NANGIS KELINGONO NGGUYU
Sebelum nangis
ingatlah tertawa
SAKJRONING
LUWE KELINGONO WAREG
sebelum lapar
ingatlah kenyang
SAKJRONING
WAREG KELINGNO LUWE
Sebelum kenyang
ingatlah lapar
SAKJRONING
SENENG KELINGNO SUSAH
Sebelum senang
ingatlah susah
SAKJRONING
SUSAH KELINGONO SENENG
Sebelum susah
ingatlah senang
SOPO INGSUN
…………………..INGSUN SOPO
Siapa
saya…………………….saya siapa
KABEH
MANUNGSO, MENGKO BAKAL NGUNDHUH
WOHING PAKARTINE DHEWE-DHEWE, MULO OJO
DUMEH, ELING LAN WASPODO,
Semua manusa nanti
bakal memetik buah pekerjaannya sendiri-sendiri, maka jangan mentang-mentang,
ingat dan waspada
SOKO LEMAH
BALI LEMAH
Dari tanah kembali
ketanah
SOKO BANYU
BALI BANYU
dari air kembali ke
air
SOKO GENI BALI
GENI
Dari api kembali ke
api
SOKO ORA ONO
BALI ORA ONO
Dari tidak ada
kembali tidak ada
SOKO NUR BALI
NUR
Dari cahaya kembali
ke cahaya
ORA BANYU BALI
GENI
Tidak mungkin air
kembali api
OJO ORA ONO
BALI ONO
Jangan tidak ada
kembali ada
OJO NUR BALI
LEMAH
Jangan cahaya
kembali tanah
SOPO INGSUN…………………………………….INGSUN
SOPO
Siapa
saya……………………………….saya siapa
MADHEP MANTEP
MANEMBAH MARANG KANG KUWOSO
Kemantapan manusia
meyembah dan yakin kepada Allah yang maha kuasa
ORA NGINO
MARANG AGOMO LAN KAPERCAYAN LIYAN
Jangan menghina
agama dan kepercayaan orang lain
GELEM URIP
MARANG WONG SAK DUNYO
Mau hidup dengan
orang sedunia
SING SOPO
NANDUR BAKAL NGUNDHUH
Siapa yang menanam
bakal memetik
SING SOPO
NGGAWE BAKAL NGANGGO
Siapa yang bekerja
bakal makai
SING SOPO
UTANG BAKAL MBALEKAKE
Siapa yang utang
bakal ngembalikan
SING SOPO CURANG
BAKAL KEPLANGGRANG
Siapa yang curang
bakal sengsara
SING SOPO
NGAWUR BAKAL KOJUR
Siapa yang ngawur
bakal kojur
SING SOPO CINDRO
BAKAL CILOKO
Siapa yang sombong
bakal cilaka
SING SOPO
NGUMBAR NEPSU DUR ANGGKORO MURKO BAKAL CILOKO
Siapa yang ngumbar
hawa nafsu dan angkara bakal cilaka
SING SOPO OLO
BAKAL NELONGSO
Siapa yang punya
sifat jelek bakal nelangsa
SING SOPO
DURJONO BAKAL MUSNO
Siapa yang durjana
bakal musnah
ELING LAN
WASPODO, AJUR-AJER, SAIKI DUDU SESUK, NARIMO ING PANDUM, PINESTHI ING PANGERAN,
TEPO SELIRO, MATI ROGO AKEH NDONGA, ORA NINGGAL LELUHUR
Ingat, dan waspada,
hancur – lebur, sekarang bukan besok, menerima yang dibagikan sesuai haknya,
yang ditentukan Allah, tenggang rasa, mati raga dan banyak berdoa, jangan
meninggalkan leluhur
SOPO INGSUN………………………..INSGUN
SOPO
Siapa
saya………………………..saya siapa
MANUNGSO BISO
NGERTI, GUSTI KANG MURBENG DUMADI MOHO NGERTI
Manusia bisa
mengerti, Allah Yang Maha Kuasa Maha Mengerti
MANUNGSO BISO
PINTER, GUSTI KANG MURBENG DUMADI MOHO PINTER
Manusia bisa pinter,
Allah Yang Maha Kuasa Maha pinter
MANUNGSO BISO
DUWE, GUSTI KANG MURBENG DUMADI MOHO DUWE
Manusia bisa punya,
Allah Yang Maha Kuasa Maha punya
MANUNGSO BISO
SUGIH, GUSTI KANG MURBENG DUMADI MOHO SUGIH
Manusia bisa kaya,
Allah Yang Maha Kuasa Maha kaya
MANUNGSO BISO
KUWOSO, GUSTI KANG MURBENG DUMADI MOHO KUWOSO
Manusia bisa kuasa,
Allah Yang Maha Kuasa Maha kuasa
MANUNGSO BISO
TRESNO, GUSTI KANG MURBENG DUMADI MOHO TRESNO
Manusia bisa
mencintai, Allah Yang Maha Kuasa Maha mencintai
MANUNGSO BISO
GAWE, GUSTI KANG MURBENG DUMADI MOHO NYIPTO
Manusia bisa
bekerja, Allah Yang Maha Kuasa Maha mencipta
MANUNGSO BISO
TETULUNG, GUSTI KANG MURBENG DUMADI MOHO NULUNG
Manusia bisa
menolong, Allah Yang Maha Kuasa Maha menolong
SOPO INGSUN…………………………………..INGSUN
SOPO
Siapa
saya………………………………..saya siapa
DHUH GUSTI
INGKANG MURBENG DUMADI
Ya……Allah Yang Maha
Kuasa
KAWULO NYUWON
PANGAPUNTEN IN SEDOYO SAKATHAHING KALEPETAN, LINTA LINTU LAN DOSA,
Saya meminta
pengampunan dari segala kelupaan, tingkah laku dan dosa
DOSA KAWULO LAHIR
LAN BATOS
Dosa saya lahir dan
bathin
KAWULO NYUWUN,
MUGI-MUGI SAKELUARGO LAN SAKPITURUNIPUN KAWULO SEDOYO
Saya mohon, semoga
sekeluarga dan semua keturunan saya semua
TANSAH SAMI
PINARINGAN REJEKI INGKANG KATHAH KANGGE PANGGESANGAN SAK KELUARGO, KAWULO
SADINTEN-DINTENIPUN
Diberikan rejeki
yang banyak untuk kebutuhan sekeluarga saya sehari-hari
KAWULO NYUWUN
MUGI-MUGI SEDOYO UMAT ING BUWONO SAMI ANGGADAHI KATRESNAN, DUMANTENG KAWULO
RINTEN DALUNIPUN,
Saya mohon semoga
semua umat di alam dunya sama menpunyai kecintaan, kepada saya sejak dulu
KAWULO NYUWUN
MUGI-MUGI SEDOYO SAMI KANUGRAHAN, KATENTREMAN SAHA MANAH INGKANG IKHLAS,
Saya memohon semoga
semua sama mendapat anugerah, ketentraman dan keikhlasan,
MATUR NUWUN,
RAHAYU……RAHAYU………………RAHAYU INGSUN
Terima kasih,
sejahtera, sejahtera, sejahtera saya
KIDUNG
KIAMONG
NUSANTARA
“SEDUMUK
BATHUK SENYARI BUMI, KUDU DEN RUNGKEBI”
(tekad
menegakkan kehormatan bangsa
mempertahankan setiap kawasan
nusantara)
SUMPAH PALAPA
”Tan
ayun hamuktia palapa, sira Gajah Mada, lamun tan huwus kalah Nusanwantara
ingsun hamuktia palapa, lamun kalah ring gurun, seram, tanjung pura, Pahang,
dempo, bali, sunda, Palembang, tumasik, samana ingsun hamuktia palapa”
WANA AGUNG
KABABAT GUSIS LENGA BUMI KASEDOT ASAT PELIKAN APA MANEH ANGISEP KRINGAT IKU BAU
SWIWI DRAJATING CILIK LEMAH BUMI KAMAMAH TAN NA KARI IKU KEKUDUNG SOCIAL RAKYAT
GAWEH BUBRAH PRANATANE TANPA ADIL AREP NEMONI.
“hutan
belantara dibabat habis, minyak bumi disedot habis –habisan, apa lagi segala pelican
juga tidak, terlewatkan, masih juga mengikat orang kecil, segala tanah juga
dimakan, tidak ada yang terlewatkan, berkedok social rakyat, menjadikan tatanan
kacau balau tanpa keadilan, sebenarnya apa yang patut kau terima.
DUGI WANCI
PANAGIHING JANJI RATU ADIL BAKAL LUMAKSANA HYANG MANON JEJER HAKIME, BUMI
PERTIWI HANUNTUT KARUSAKAN KANG TEKA PASTI ALAM AGUNG NORA TRIMO KARYA MBLASUR
IKU KABEH SAKA POKALIRA JONGKENG JATI ALUAMAH MANDEG DIRI NGUMBAR KWASA
ANGKARA.
“tiba saatnya
ditagih segala perbuatan itu, ratu adil akan melaksanakan misinya, Tuhan akan
menghakiminya, bumi pertiwi menuntut, terhadap kerusakan yang nyata yang telah
engkau perbuat, alam semesta itu tidak dapat menerima itu, hasil karya yang
amburadul itu, semua semua itu atas tingkah lakumu, meruntuhkan kekuasaan yang
sejati, kau lampiaskan segala napsu angkaramu.
TURUN SUN
SIPATI DERENG LUWAR DOSA KANG KAASTA DATAN TERENG SUMPAH IKU DIMEN ELING PRA
KAWULA AJWA BALI LALAKON KANG NISTHA IKI, BANGET NLANGSANING BANGSA
Tujuh keturunan aku
kutuk, belum imbang dengan dosa yang telah engkau perbuat, tidak seimbang
dengan penderitaan 200 juta bangsa, engkau ingkari sumpah, berakibat kerusakan
atas segala tindakanmu, para leluhur sangat kecewa atas keingkaran mu, agar
jadi peringatan bagi rakyat, jangan sampai terulang lagi perbuatan yang hina
ini, membuat penderitaan segenap bangsa.
SABDA JATI
DATANG WOLA WALI TINETES ING PRATAPAN KASEKSEN GAIB MEMULE ANAK PUTU KANG SUN WENGKU
MRIH RAHARJANING PRA ALIT DIMEN SABAR SAWETARA BALI DHA BERSATU GYA MANUNGGAL
DUNUNG BANGSA SARENG GOTONG ROYONG BANGUN NAGRI JAYANING NUSANTARA.
Sabda jati tidak
berulang kali, di teteskan dipertapan , disaksikan gaib memule, semoga anak
cucu selamat raharja, untuk sementara bersabarlah, kembalilah bersatu, galang
kembali kesatuan dan persatuan bangsa, gotong royong bersama-sama menbangun
negeri ini, demi kejayaan nusantara.
BANGSA IKU
MINANGKA SARANA KUWATING NEGARA, MULA AJA NGLIRWAKAKE KEBANGSANIRA PRIBADI,
SUPAYA KANUGRAHAN BANGSA KANG HANDANA WARIH
Bangsa itu sebagai
sarana untuk kuatnya suatu Negara, oleh karena itu jangan mengabaikan rasa
kebangsaanmu sendiri, agar memiliki bangsa yang berjiwa ksatria
KANG BECIK IKU
LAMUN NGERTI ANANE BEBRAYAN AGUNG, ING NGARSA ASUNG TULADHA, ING MADYA MANGUN
KARSA, TUT WURI HANDAYANI
Yang baik itu kalau
mengerti akan hidup bermasyarakat dan bernegara, maka didepan memberi teladan,
ditegah menjadi penggerak, dibelakang memberi daya kekuatan
NEGARA BISA
TENTRAM LAMUN MURAH SANDHANG KALAWAN PANGAN, MARGA PARA KAWULA PADHA SENENG
NYAMBUT KARYA, LAN ANA PANGUWASA KANG DARBE SIPAT BERBUDI BAWALEKSANA
Negara itu dapat
tentram kalau murah sangdang pangan, sebab rakyatnya gemar berkerja, dan ada
penguasa yang mempunyai sifat adil dan berjiwa mulia.
WADYA BALA
KANG SENENG KAWULA ALIT, IKU DADI SENENGGANE PARA KAWULA SAJRONING PRAJA, GAWE
KUKUH SARTA MINANGKA TAMENGING NEGARA
Prajurit yang
mencintai rakyat jelata, akan disayangi
rakyat dalam negara itu, dan membuat kokohnya Negara dan menjadi perisai
Negara.
PARA MUDHA AJA
NGUNGKURAKE KAWRUH KANG NYATA, AMRIH KARYA UNGGULING BANGSA LAN BISA GAWE
RAHAYUNING SASAMA
Para pemuda jangan
mengabaikan Ilmu pengetahuan yang nyata, agar negaranya menjadi mashyur dan
dapat membuat keselamatan sesamanya.
NEGARA KUWAT
IKU AMARGA KAWULANE SENENG URIPE LAN DISUYUDI DENING LIYAN NEGARA
Negara iku kuat
kalau rakyatnya senang hidupnya dan dihormati oleh Negara lain.
WATAKING
MANUNGSA IKU KEPENGIN KUWASA, NANGING PANGERAN IKU BAKAL MARINGI PENGUWASA
MITURUT KARSANING PANGERAN PRIBADI
Sifat manusia itu
ingin berkuasa, tetapi tuhan akan memberikan kekuasaan sesuai dengan kehendak
tuhan sendiri
ING NEGARA KAN
KASUWUR MURAH SANDHANG KALAWAN PANGAN LAN PARA KAWULA PADHA SENENG NYAMBUT
KARYA, IKU MESTHI ANA PENGUWASA KANG DARBE WATAK BERBUDI BAWALEKSANA LAN UGA
ANA JANMA KANG HANDANA WARIH, MULA YEN NEGARA KEPENGIN KUWAT TIRUNEN KAHANAN
KANG KARYA MENGKONO IKU
Bila Negara tersohor
murah sandang serta pangan dan rakyatnya senang bekerja, hal yang demikian itu
pasti disebabkan ada penguasa yang berjiwa besar dan berhati mulia, serta ada
juga orang yang mampu membawa kesejahteraan, oleh karena itu jika Negara ingin
kuat contohlah keadaan yang seprti itu.
SING SAPA WEDI
PERANG IKU PADHA KARO WEDI MARANG KASUNYATAN, JALARAN PERANG IKU UGA
KASUNYATAN, YEN ORA ANA PERANG BABAR PISAN, IKU PRETANDHA ING TEMBE BAKAL ANA
PERANG GEDHEN
Barang siapa takut
adanya perang sama dengan takut terhadap kenyataan, sebab perang merupakan
kenyataan, jikalau tidak ada perang sama sekali, itu mengadung isyarat bahwa di
kemudian hari bakal terjadi perang besar-besaran.
RUMANGSA MELU
HANDARBENI, WAJIB MELU HANGGONDHELI, MULAT SARIRA HANGRASA WANI
Merasa ikut
mempunyai wajib ikut membela, berani mawas diri.
ELING LAN
WASPHODO MARING TITAH ELANG SAKTI LAN PANCASILA SAKTI WEWUJUDE BHINEKA TUNGGAL
IKA, GEMAH RIPAH LOH GENAWE, RAHAYUNING NUSANTARA
Ingat dan waspada
terhadap perintah elang sakti dan pancasila sakti, wujud terciptanya bhineka
tunggal ika, gemah ripah loh genawe rahayu nusantara
Asalamualaikum
BalasHapus